Sebenarnya saya masih ada pe er untuk menulis minimal enam buah artikel lagi untuk PUSTAKA (target mnimal 10 tulisan), tapi karena baru saja sampai di Bogor dan baru adaptasi lagi jadi mending saya menulis behind the scenenya saja ya.
Jadi ceritanya setelah hari pertama saya tepar abis karena kurang tidur dan kelahan, syukur Alhamdulillah dihari kedua sudah mulai ada tenaga. Awalnya saya dan Bu Nunik akan berangkat jam 10 siang untuk meliput area Gelar Teknologi (Geltek) karena kami tidak memiliki name tag panitia. Pagi hari suasana sudah disterilisasi karena Wakil Presiden (Wapres) akan hadir di Jakabaring guna membuka peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS). Jadi kalau tidak mempunyai name tag kami tidak bisa masuk area sebelum Wapres datang. Tapi ternyata Bapak Ifan menolpen kami untuk segera berangkat pagi hari bersamanya sehingga kami dapat masuk ke area. Waktu itu saya masih melakukan prepare dan saking diburu-burunya, saya hanya sarapan tiga sendok saja. Saya harus mulai beradaptasi dengan ritme orang-orang pusat yang gesit dan harus tangkas terhadap segala perubahan.
Setibanya di Jakabaring, kami dipersilahkan turun di area Geltek karena memang tugas pertama adalah meliput segala hal yang ada di Geltek. Sebelum masuk ke area kami diperiksa dulu oleh Polisi Wanita yang berjaga-jaga. Area Geltek sudah mulai banyak orang yang terdiri dari panitia serta sebagian masyarakat. Tanpa pikir panjang saya langsung mulai mengabadikan setiap spot yang ada di area Geltek.
Saya mulai berjalan dari pintu masuk ke area timur Geltek. Di sana saya mengabadikan beberapa alat mesin pertanian beserta berbagai macam hidroponik. Setelah itu saya mulai bergerak kea rah tengah menuju Saung Agro Inovasi. Di sekitar saung terdapat berbagai macam peragaan varieta kedelai yang menjadi salah satu komoditas strategis dilengkapi dengan pengaturan tata kelola air. Selanjutnya saya juga mengabadikan beberapa produk hasil olahan padi beserta jagung. Produknya tidak hanya pangan saja lho, tetapi juga kerajinan tangan yang terbuat dari jerami dan juga kelobot jagung.
Nah ini yang tidak boleh terlewat, padi adalah komoditas yang paling harus saya ulas. Pada area Geltek ini diperagakan berbagai macam Padi Amphibi dan juga Padi Gogo. Kita mempunyai berbagai macam varietas unggul padi lho yang siap mendukung swasembada pangan. Mengenai padi ini akan saya ulas lebih lengkap pada postingan lainnya ya.
Saya dan Bu Nunik kemudian berjalan ke arah belakang menuju area peragaan tanaman perkebunan dan peternakan. Tanaman yang diperagakan adalah tanaman tebu dengan teknik juring ganda. Bapak Mastur yang menjadi demonstrator saat itu menjelaskan bahwa teknik ini memberikan potensi hasil yang cukup besar sehingga sekali lagi akan mendukung swasembada pangan yang hendak dicapai. Perlu diketahui bahwa gula termasuk dalam komoditas strategis juga lho yang harus kita tingkatkan produktivitasnya.
Setelah dari area perkebunan, kami mampir sebentar di area peternakan. Pada area ini diperagakan pembuatan pakan ternak yang baik beserta pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak. Tanaman sumber pakan ternak juga diperagakan di sini lho, and do you know something? Rumput yang biasanya saya lihat di sekitar rumah itu termasuk rumput pakan ternak yang memiliki protein tinggi lho. Saya jadi berpikir, segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan memang bermanfaat ya, siapa sangka rumput yang dianggap mengganggu mengandung protein yang bermanfaat untuk hewan.
Terakhir, kami meliput di area Jambore Varietas Hortikultura dari Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian. Kalau kita masuk ke area ini rasanya segar banget karena saturan, buah-buahan beserta tanaman hortikultura lainnya sangat sehat dan menarik. Ada komoditas cabai, tomat, bawang merah, caisin, pakcoy, selada, terong, labu, timun, bibit tanaman buah jambu delly, bibit jambu Kristal, bibit mangga dan juga bibit manggis. O iya yang saya dengar, kita boleh lho membawa bibit jambunya, tapi saya tidak mengambil karena berat jika dibawa pulang dan kebetulan bibit jambu delly maupun kristalnya dari petani di Bogor, jadi mending beli di Bogor saja.
Setelah mengambil foto semua komoditas yang ada di area Geltek, saya dan Bu Nunik masih harus stay di tempat untuk mengabadikan para pengunjung yang datang ke area Geltek. Cuaca saat itu cukup panas meskipun matahari tidak terlihat karena kabut asap. Walaupun begitu tidak mengurangi semangat kami untuk menjalankan tugas yang sudah diberikan. Cerita masih berlanjut ya teman-teman, jangan bosan kalau saya masih cerita soal HPS di Palembang.
Akhmad Muhaimin Azzet
evrinasp
Irly
evrinasp
Ratna
evrinasp
bersapedahan
evrinasp
adi pradana
evrinasp