Setelah kelelahan di hari pertama, saya dan teman pagi itu bangun kesiangan, shalat shubuh baru dilaksanakan pukul 6 pagi waktu setempat. Padahal kami berdua sudah menyeting alarm di pukul 5 pagi, tetapi keduanya tidak ada yang bangun, benar-benar tibra kata orang sunda.
Setelah shalat, kami langsung mandi dan siap-siap untuk menyambut hari kedua di Jepang. Hari kedua merupakan hari yang kami tunggu karena di hari ini kami menjadwalkan untuk bermain salju di Gala Yuzawa. Selain itu kami juga tidak sabar untuk naik Shinkansen yang ternama itu, soalnya pergi ke Gala Yuzawa itu jauh, adanya di ujung sehingga harus menggunakan Shinkansen untuk pergi ke sana.
Setelah mengambil sarapan di hotel (sarapan berupa roti, susu, dan jus yang semuanya harus di take away) kami langsung menuju ke Stasiun Ueno. Pagi itu suhu cukup bersahabat meski masih agak dingin.
Baca ini yuk: Backpackeran ke Jepang (Day 1): Kawaguchi Lake
Akhirnya Naik Shinkansen Juga!
Di stasiun Ueno, kami bergegas mencari jalur Shinkansen berada. Ternyata setelah bertanya ke petugas, kereta Shinkansen letaknya di jalur bawah. Saya sampai berpikir bagaimana Jepang membangung railway yang bertingkat-tingkat begitu ya.
Setelah turun melalui tangga, akhirnya Shinkansen yang gagah itu terlihat juga. Sudah tau dong ya bagaimana kelakuan saya melihat kereta cepat di Jepang itu? langsung minta difotoin dong. Cekrek, jadi deh!.
Lalu kami berdua segera naik Shinkansen yang datang saat itu. Ternyata Shinkansennya hanya sampai Tokyo karena memang poolnya di sana. Sebenarnya kami tidak perlu ikut naik, soalnya Shinkansennya juga nanti akan kembali lagi menuju Ueno lalu ke Gala Yuzawa. Tapi tidak apa-apa, kami senang bisa merasakan Shinkansen lebih awal hehe.
Oh iya, untuk traveler seperti kami, perhatikan nomor kereta untuk non reservasi. Kalau kami kemarin kereta non reservasinya di gerbong 1, 2, dan 3. Di ketiga gerbong tersebut kita bebas duduk di mana saja asalkan belum ditempati orang. Namun jangan khawatir, saking luasnya Shinkansen apalagi bentuknya bertingkat, insyaaAllah dapat tempat duduk.
Yak petualangan ke Gala Yuzawa dengan Shinkansen akhirnya dimulai. Saat itu gerbong yang kami naiki sangat sepi, hanya kami berdua di sana. Jadi terasa kereta milik sendiri lho.
Saya berjalan keluar saat kereta berjalan untuk melihat ada apa saja sih di dalam. Ternyata design masing-masing gerbong itu berbeda-beda, yang pasti sangat nyaman. Lalu saya juga ke toiletnya yang juga sangat bersih, perfect deh!.
Selama di perjalanan, jangan lupa untuk mendengarkan arahan yang diberikan melalui pengeras suara. Kita tidak diperbolehkan menerima telepon di dalam gerbong karena akan mengganggu penumpang lain. Kalau mau menerima telepon, penumpang dapat keluar gerbong dulu sebentar.
Nah, menjelang stasiun terakhir di Gala Yuzawa, perhatikan arahan dari pengeras suara. Waktu itu penumpang yang hendak ke Gala Yuzawa diharuskan untuk pindah gerbong ke gerbong depan (saya lupa gerbong berapa saja). Untuk pindah gerbong tidak harus turun dulu, cukup jalan saja ke antar gerbong.
Lalu tak berapa lama, akhirnya kami tiba juga di Gala Yuzawa yang sangat indah dengan tumpukan salju di mana-mana. Wonderful!.
Bermain Salju di Gala Yuzawa
Setelah turun dari Shinkansen, kami langsung keluar menuju Gala Yuzawa Snow Resort berada. Stasiun Shinkansen ini memang langsung menghubungkan ke tempat resort berada.
Saat itu kami langsung membeli tiket berupa paket penyewaan boot, slider, dan naik gondola seharga ¥2500. Oh iya, karena tidak semua barang dibawa, jadi harus sewa loker dulu di sini dengan harga ¥1000.
Persiapan bermain salju sudah selesai, kami langsung bergegas untuk naik gondola menuju Gala Yuzawa. Saat itu kami naik gondola bareng bersama turis dari Thailand dan Mongolia. Disangkanya kami orang Thailand lho sehingga mereka memberikan salam “mabuhai” padahal tidak ada tampang orang Thailand yak.
Pemandangan di atas gondola indah banget, hamparan salju yang melapisi tanah dan perbukitan membuat saya ingin rasanya berguling-guling di atas sana. Benar-benar indah sampai bingung mau bilang apa selain Subhanallah.
Tidak berapa lama, kami akhirnya tiba di Gala Yuzawa yang sudah penuh dengan wisatawan. Ada yang berfoto ria, ada yang bermain salju, dan ada juga yang hanya duduk-duduk saja.
Nah, karena sudah sampai di sini, saya dan teman segera memanfaatkan waktu yang ada untuk memuaskan diri bermain di arena bersalju. Ada beberapa hal yang kami lakukan saat berada di Gala Yuzawa, yaitu:
- Tentu saja berfoto ria karena semua sisi rasanya indah bangetttt
- Bermain salju, memegang salju, duduk di atasnya sampai puas
- Bermain slider yang bikin ketagihan, seru juga ternyata
- Naik kereta salju (saya lupa namanya) melintasi area Gala Yuzawa yang bikin jatuh hati, indah bangetttt
- Kulineran di sana, sayangnya tidak sempat difoto, tetapi kami hanya beli cemilan saja untuk menahan lapar.
Puas bermain di sana hingga menjelang pukul 1 siang waktu setempat, kami berdua kemudian kembali lagi ke Tokyo dengan menggunakan rute yang sama menggunakan Shinkansen. Rencananya di Tokyo mau istirahat sebentar sambil melihat taman dan juga tempat wisata yang ada di sekitarnya.
Jalan-Jalan Sore di Tokyo
Saat tiba di Stasiun Tokyo, kami berdua langsung berjalan ke luar bergabung dengan beberapa kerumunan orang yang menikmati sore yang sejuk di Kota Tokyo. Kami duduk sebentar di bangku-bangku sekitar taman sambil beristirahat dan menikmati pemandangan yang ada.
Kota Tokyo seperti Kota Tua di Jakarta, namun lebih sejuk, bersih, dan luas. Beberapa orang terlihat mengobrol di sana. Ada juga yang selfie dan berfoto ria, termasuk juga saya yang tidak ingin ketinggalan moment berada di kerumunan masyarakat Jepang.
Setelah puas berfoto di sekitar bangunan yang ada di dekat stasiun, kami berdua kemudian jalan lurus ke depan menuju taman serta bangunan adat kekaisaran yang ada di Tokyo. Sayangnya dari dua bangunan yang kami kunjungi, keduanya dijaga oleh petugas yang menyatakan bahwa wisatawan tidak boleh masuk. Sehingga kami hanya berfoto-foto saja sebentar di depan pagar dan halamannya.
Di sini kami sempat mencoba tap water yang ada di taman. Baru setelah itu kami membuat foto narsis dengan sebuah aplikasi.
Hari semakin sore, saya dan teman segera bergegas mengganti haluan menuju Shinjuku untuk mencari makan malam serta pernak-pernik di sana. Nah, saat melangkah di sisi lain taman di Tokyo, ternyata ada pohon sakura yang sudah berbunga. Ini pertanda di tempat lain mungkin juga sudah ada sakura yang bermekaran. Tidak ingin melewatkan moment berharga ini, kami langsung berfoto deh baru kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju Shinjuku.
Makan Malam di Shinjuku
Sesampainya di Shinjuku, kami berdua langsung berfoto ala-ala gitu deh. Maksud hati ingin berfoto di antara kesibukan orang-orang Jepang. Tetapi apa daya, perut sudah sangat keroncongan, jadi kami memutuskan untuk mencari makan dulu.
Kami sempat kebingungan ketika beberapa kali melihat tempat makan. Ada sih yang kami suka, tetapi khawatir kalau tidak halal. Baru kemudian setelah menemukan tempat yang menyajikan makanan dari daging ayam, kami baru masuk ke dalamnya.
Saya pikir lokasi tempat makan ini sejajar jalan, tidak perlu naik ke lantai lebih atas lagi. Rupanya kami salah, tempat makan yang kami datangi letaknya di bawah tanah hingga ke lantai dua di paling bawah. Kami berdua sampai heran, bagaimana cara membangunnya ya, terus ngeri juga kalau tiba-tiba ada gempa or banjir. Tapi Jepang kan pasti sudah modern dan memiliki tanggap bencana yang terorganisir dengan baik sehingga tidak perlu khawatir.
Walaupun tempat makan tersebut tidak memiliki label halal, namun si pelayan memberikan penjelasan kepada kami mengenai makanan dan minuman apa saja yang dapat kami pilih. Mereka tau kalau kami muslimah sehingga hanya menyarankan makanan tertentu saja.
Jadi deh paket ayam crispy, salad, nasi, dan kuah hangat menjadi pilihan kami saat itu. Saya kembali memesan jus blueberry yang entah mengapa kalau di Jepang rasa jus pahit semua. Sepertinya itu original ya jadi tidak ditambah susu dan gula.
Setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan lagi untuk mencari pernak-pernik. Sayangnya setelah mengikuti arahan Google Maps, toko yang kami tuju tidak sesuai. Kami mencari ¥100 store dan ternyata toko yang dimaksud tidak menyajikan pernak-pernik yang kami cari.
Dari situ akhirnya kami memutuskan untuk kembali pulang saja dan melanjutkan mencari pernak-perniknya keesokan hari saja. Hari kedua ini sudah cukup lelah karena siang tadi keasikan bermain di Gala Yuzawa.
Cerita backpackeran ke Jepang masih akan berlanjut, setelah dari Gala Yuzawa akan berlanjut ke Narita yang akan dituangkan pada tulisan selanjutnya.
Piridifoodies
evventure
Momtraveler
evventure
Matius Teguh Nugroho
evventure
khairulleon.com
evventure
Fanny Fristhika Nila
evventure
Pingback: Backpackeran ke Jepang (Day 3): Ueno Park-Narita – evventure
Pingback: Cara Baru Internetan ke Luar Negeri Menggunakan eSIM Traveling dari JavaMifi – evventure