Assalamualaikum, halo semuanyaaaa, ah senang sekali rasanya bisa bercerita kembali di blog evventure ini. Sudah lama banget saya belum update sejak postingan terakhir di tahun 2020 yang bercerita tentang Kalimati. Ya sudah, tidak perlu berlama-lama, saya mau berbagi cerita tentang pengalaman saya glamping di Situ Gunung Sukabumi bersama keluarga. Asli deh saya puas banget berpetualang sambil glamping di sini. Yuk kita mulai.
Perjalanan ke Situ Gunung Sukabumi
Sebenarnya sebelum saya dan keluarga ke Situ Gunung, kami sudah tiba terlebih dahulu kami di Sukabumi pada H-1. Niatnya sih karena ingin mengeksplor beberapa lokasi wisata alam yang ada di Sukabumi, seperti ke Gunung Sunda dan Bukit Baros. Tetapi untuk kedua lokasi ini akan saya ceritakan pada postingan selanjutnya ya.
Situ Gunung ini terletak di Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat. Menurut saya, letak lokasi wisata ini dekat dari pusat Kota Sukabumi sehingga memudahkan para wisatawan untuk berkunjung. Untuk menuju ke sana, kita dapat membawa kendaraan pribadi atau menggunakan angkot berwarna merah. Angkot merah ini dapat mengangkut wisatawan sampai ke lokasi Situ Gunung yang memang letaknya paling ujung.
Nah, kalau kami waktu itu membawa kendaraan pribadi karena berniat untuk glamping sehingga barang bawaannya cukup banyak 😀 hehe. Saat memasuki  gerbang Wisata Situ Gunung, petugas akan menghitung jumlah orang yang ada di dalam mobil untuk pembayaran tiket masuk. Namun karena saat itu kami memilih paket glamping, maka petugas mempersilakan langsung masuk karena tiket untuk masuk ke lokasi wisata sudah include ke dalam paket glamping.
Mobil kami dipersilakan memasuki area wisata melewati jalan berbatu hingga ke ujung tempat reservasi glamping berada. Di sana, kami menemui petugas dan diberikan gelang dengan barcode sebagai kartu akses untuk memasuki beberapa wahana yang ada di area Situ Gunung. Saat itu kami sengaja datang pagi karena ingin mengeksplore area Situ Gunung lebih lama, baru kemudian kami menikmati glamping setelah berlelah-lelah seharian.
Paket glamping yang kami ambil adalah Halimun Tent dengan beberapa benefit di antaranya free entry ke Danau Situ Gunung, Curug Sawer, VIP access untuk ke jembatan gantung, dan shuttle transport. Yak, gelang sudah diterima, waktunya kita berpetualang.
Jembatan Gantung Situ Gunung, Situ Gunung Suspension Bridge
Lokasi pertama yang menjadi sasaran petualangan kami adalah jembatan gantung Situ Gunung atau Situ Gunung Suspension Bridge. Ketika memasuki gerbang jembatan gantung ini, petugas akan meminta tiket. Nah kita cukup menunjukkan gelang barcodenya saja untuk discan.
FYI, bagi tamu glamping, dapat berkali-kali melewati jembatan ini sampai bosen *eh sampai waktu meng-glamping-nya habis. Untuk menuju lokasi glamping, kita memang harus melewati jembatan gantung karena area glamping ada di dalam sebelum Curug Sawer. Saat itu kami tidak membawa banyak perlengkapan karena memang berniat untuk kembali lagi ke parkiran dan mengambil barang bawaan setelah berkeliling seharian di area Situ Gunung.
Setelah melewati gerbang pemeriksaan tiket, kami bergegas menuju jembatan gantung berada. Mumpung sepi, kami sangat menikmati suasana saat itu. Kami tidak berbegas berjalan, melainkan berjalan secara perlahan, tapak demi tapak menjejakan kaki pada jembatan sepanjang 243 meter, dengan lebar 1,8 meter, dan ketinggian 121 meter di atas permukaan tanah.
Di kiri dan kanan jembatan membentang pepohonan hijau baik berdaun sempit maupun berdaun lebar khas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Semakin ke tengah, udara semakin sejuk bertiup dari arah lembah bersamaan dengan suara binatang hutan.
Rasanya damai sekali, sehingga membuat kami cukup lama menikmati area jembatan gantung. Sesekali kami berfoto di sana disaat tidak ada pengunjung lainnya. Namun karena hari semakin siang, kami segera melanjutkan perjalanan ke destinasi yang lain.
Ekspedisi Lembah Purba dan Curug Sawer
Ujung dari jembatan gantung berupa area yang pada bagian kanan-kiri jembatan dipenuhi dengan pepohonan hijau. Saya suka pada area ini karena terlihat rimbun serta sejuk. Kami berjalan lagi ke area selanjutnya dari jembatan melewati jalan berbatu kerikil nan rapi menuju sebuah cafe Lembah Purba.
Cafe ini menjadi titik istirahat sambil menentukan destinasi selanjutnya. Sebab, apabila kita memilih ke arah kiri, maka kita akan menuju ke ekspedisi Lembah Purba melewati jembatan yang hanya muat untuk satu orang, CMIIW, yang ujungnya dapat menjumpai Curug Kembar nan indah. Hanya saja untuk menuju Curug Kembar memerlukan waktu hiking selama 2 jam. Sedangkan apabila memilih ke kanan, maka akan menuju ke area glamping, Curug Sawer, dan Keranjang Sultan.
Karena saya termasuk orang yang suka penasaran, maka saya mencoba ke area Ekspedisi Lembah Purba, seperti apa sih tempatnya. Bergantian dengan pak suami, saya dan anak sulung mencoba hiking melewati area Ekspedisi Lembah Purba yang memang mirip dengan aura hiking ke gunung. Perjalanan kami terhenti ketika melihat jembatan gantung yang menurut saya hanya cukup untuk satu orang tersebut. Ya sudahlah, kami tidak melanjutkan karena memang waktu sudah siang, ditambah saya harus bergantian dengan pak suami untuk mencoba area ekspedisi ini.
Sayapun kembali ke cafe Ekspedisi Lembah Purba yang ternyata sudah ramai dengan pengunjung lainnya bersamaan dengan alunan kesenian musik sunda. Kami cukup lama di sana menikmati roti bakar yang rasanya cukup berbeda sensasinya ketika dinikmati pada ketinggian.
Tak berapa lama, kami segera bergegas menuju destinasi selanjutnya yaitu Curug Sawer melewati area glamping. Perjalanan dari cafe Lembah Purba menuju Curug Sawer mengharuskan pengunjung untuk menapaki tangga menurun yang cukup panjang. Tenang saja tangga ini berupa bebatuan yang sudah disusun rapi sehingga aman untuk anak-anak sekalipun. Saran saja nih, sebaiknya gunakan sepatu yang empuk sehingga saat menapak batu, telapak kaki tidak sakit.
Akhirnya setelah melewati tapak demi tapak turunan bertingkat, kami sampai juga di area Curug Sawer. Curug Sawer ini seperti curug pada umumnya, namun curug ini tergolong pendek menurut saya. Pengunjung hanya boleh menyaksikan dari pinggir jembatan kayu yang telah disediakan. Kalaupun ingin merasakan airnya, pengunjung dapat turun agak ke area bawah yang tidak terlalu deras aliran airnya.
Kami cukup lama di sini, sekitar satu jam lebih menikmati suara air terjun, suara binatang di hutan, dan gemericik air sungai yang mengalir hingga akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan ke destinasi selanjutnya yaitu Keranjang Sultan.
Keranjang Sultan dan Jembatan Merah
Destinasi selanjutnya adalah Keranjang Sultan berupa ‘flying fox’ berbentuk keranjang di mana pengunjung dapat duduk di keranjang tersebut untuk berpindah dari area Curug Sawer ke jembatan merah. Yap untuk kembali ke tempat reservasi, kami harus menaiki Keranjang Sultan dan melewati jembatan merah.
Jembatan merah sendiri berupa jembatan yang tidak berbahan kayu sehingga kita dapat melihat pemandangan apa yang ada di bawahnya. Ini agak ngeri-ngeri sedap sih dibandingkan jembatan gantung, tetapi tetap aman kok, insya Allah.
Oh iya, untuk menuju jembatan merah ini, kita harus menanjak terus melewati tangga berbatu karena kan saat menuju curug, jalannya menurun terus. Bagi yang lelah, dapat menggunakan jasa ojeg yang ada di area sekitar Keranjang Sultan.
Nah setelah berhasil melalui jembatan merah, kita akan menemui jalan menanjak yang di atasnya telah ada abang-abang ojeg yang menunggu para pengunjung yang menginap di glamping untuk diantarkan ke kantor reservasi. Kamipun naik ojeg tersebut ke kantor reservasi untuk selanjutnya mengambil barang bawaan menuju glamping.
Glamping Situ Gunung
Setelah menikmati keseluruhan area di sekitar jembatan gantung Situ Gunung (eh belum semua ding, karena danau belum sempat kami kunjungi), akhirnya kami sampai juga di destinasi terakhir yaitu Glamping Lembah Purba Situ Gunung. Saya cukup terpukau ketika melewati area glamping ini yang terlihat damai, rimbun, sejuk, pokoknya asik buat camping.
Kami diarahkan petugas area glamping menuju Halimun tent yang letaknya lurus dari arah pintu masuk glamping. Halimun tent merupakan deretan tenda glamping berkapasitas empat orang yang jumlahnya hanya tiga buah saja.
Apa saja yang ada di Halimunt tent ini?
Pertama, dari area halaman Halimunt tent ini tersedia meja dan kursi kayu yang berkapasitas empat orang. Halaman ini cukup luas sehingga memungkinkan para bocil untuk lari-larian di sini.
Kedua, terdapat balkon depan untuk duduk-duduk manja pada kursi dan meja yang tersedia.
Ketiga, terdapat sharing hammock yang dapat digunakan untuk berayun manja atau tiduran di atasnya menghadap pepohonan nan rindang. Saya suka di area ini, apalagi tiduran di sini, adem dan damai rasanya.
Keempat, di dalam tenda terdapat satu kasur berukuran king size dan dua single bed. Area di dalam tendanya juga cukup luas, lengkap dengan kamar mandi ber-water heater dan juga bath up menghadap langsung ke area pepohonan. Di dalam tenda disediakan sajadah, mukena, sarung, pingpong, catur, sendal jepit, air minum, dan kaca.
Kelima, pada balkon belakang terdapat spider net yang dapat digunakan untuk bersantai.
Saat itu kami sangat lelah setelah menjelajahi area Situ Gunung sehingga semua tertidur ketika telah berjumpa dengan kasur nan empuk. Malam harinya kami mendapatkan snack berupa jagung bakar sekitar pukul 19.00 WIB sambil menghangatkan diri di sekitar api unggun yang telah dibuat oleh petugas.
Untuk makan malam bagaimana?
Pada glamping ini disediakan juga menu makan malam yang dapat dipesan melalui whatsapp. Menurut saya harga menu yang ditawarkan sangat terjangkau untuk area wisata lho. Kemudian pembayarannya juga dipermudah, pengunjung dapat membayarnya setelah check out di kantor reservasi.
Kami sangat menikmati liburan ke Situ Gunung. Untuk harga yang ditawarkan menurut saya sudah sangat sesuai dengan fasilitas yang diperoleh bagi pengunjung.
Jadi kalau ditanya apakah recommended untuk glamping di Situ Gunung Suspension Bridge? menurut saya recommended banget!
Mau glamping di Situ Gunung juga? silakan berkunjung ke: Situ Gunung Bridge
Pingback: Goal Para Tea Park Sukabumi – evventure
Pingback: Ini Dia Alat Pelacak Canggih dari JavaMifi yaitu Smart Tag JavaTech , Simak 4 Keunggulannya ! – evventure