Untuk sebagian orang, mungkin jam tangan hanya dianggap sebagai penanda waktu atau sebuah aksesoris saja, namun tidak bagi saya. Bagi saya, sebuah jam tangan lebih dari sekedar kedua hal tersebut tetapi juga sebagai sebuah benda yang memberikan sugesti positif karena diberikan oleh orang tercinta. Berikut adalah ceritanya.
- Jam Tangan dari Orang Tersayang -
Pada suatu sore di akhir pekan bulan Maret tahun 2015, pak suami pulang ke rumah. Seperti biasa, saya dan jagoan neon menyambutnya dengan gembira. Ada beberapa agenda yang ingin kami lakukan di akhir pekan itu sebelum nanti kami berdua pergi berpetualang ke gunung impian sambil merayakan anniversary pernikahan yang ke-5 tahun. Karena kami pergi ke gunung yang cukup memakan energi, maka jagoan neon tidak kami ikut sertakan. Sebab kami khawatir kalau dia belum sanggup melewati medan yang berat. Untuk mengganti waktu kebersamaan yang hilang, kami berdua kemudian mengajaknya bermain sebelum waktu keberangkatan. Sore itu kami sudah memiliki rencana akan seperti apa weekend kami nantinya.
Malam harinya, pak suami nampak sedikit aneh, dia berbeda dari biasanya. Rupanya dia sedang menyiapkan sebuah surprise untuk saya. Ceritanya dia memberikan sebuah kado istimewa untuk hari ulang tahun saya yang jatuh di bulan April.
Kado apakah itu? kado tersebut adalah sebuah jam tangan wanita berwarna silver. Dia tahu sekali kalau istrinya ini sedang membutuhkan jam tangan baru karena jam tangan digital yang lama sudah tidak berfungsi. Wah saya senang sekali ketika mendapatkan jam tangan tersebut, pas sekali dengan selera saya.
“Dipakai ya jam tangannya, jangan dirusak” begitu kata pak suami sambil memakaikan jam tangan tersebut di pergelangan tangan kiri saya. Tentu saja tidak akan saya rusak, soalnya itu adalah jam tangan kado dari suami tersayang, masa iya tidak dijaga.
Jam Tangan dan Waktu Bersamanya
Bagi saya, jam tangan tidak hanya sebagai penanda akan waktu yang berharga saja. Tetapi juga sebagai pengingat apalagi jika jam tangan tersebut diberikan oleh orang tersayang, rasanya seperti pengganti saat mereka tidak berada di dekat. Maklum saya dan pak suami hingga saat ini masih long distance walaupun sudah menikah, jadi kalau sedang kangen atau membutuhkan kehadirannya dikala susah atau sedih tinggal melihat dan merasakan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan saja, dia yang jauh di sana jadi seolah terasa dekat.
Selain itu, jam tangan yang diberikan pak suami ini juga berfungsi sebagai sugesti terhadap diri saya lho agar lebih kuat dan optimis menghadapi rintangan, seperti saat saya mendaki puncak impian ke Gunung Semeru tahun 2015 lalu.
Kalau mendaki gunung itu harus benar-benar diperhitungkan waktunya. Misalnya berapa lamakah waktu ideal yang dihabiskan untuk trekking, berapa menit untuk beristirahat, hingga berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk summit attack. Apalagi ketika mendaki Gunung Semeru, sebelum jam 9 pagi semua pendaki harus turun dari puncak agar tidak terkena asap sehingga perlu memperhitungkan estimasi waktunya agar semua berjalan lancar.
Memakai jam tangan saat mendaki membantu sekali dalam menjaga ketepatan waktu. Saya tidak perlu repot bolak-balik mengambil smartphone hanya untuk melihat jam. Dan seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa jam tangan dari pak suami memberikan sugesti tersendiri untuk saya seperti halnya gelang kesehatan yang banyak beredar. Syukur alhamdulillah, di ulang tahun pernikahan kami yang ke-5 akhirnya saya dan pak suami bisa berdiri di puncak impian.
Itu adalah cerita saya bersama pak suami yang menoreh waktu di puncak Semeru sebagai perayaan hari jadi pernikahan kami yang ke-5 tahun. Setelah dari Gunung Semeru, kami melakukan pendakian kembali di bulan Agustus di tahun yang sama ke Gunung Merbabu. Saat itu jam tangan pemberi sugesti positif dari pak suami masih melingkar manis di pergelangan tangan. Seperti biasa, jam tangan tersebut bermanfaat sebagai pengingat waktu agar pendakian kami berjalan lancar.
Memangnya mengapa bisa hilang? Itu karena keteledoran saya sebenarnya.
Setelah turun dari Gunung Merbabu, kami semua membersihkan diri sebelum kembali ke Jakarta di toilet sekitar basecamp. Nah saat saya sedang bersih-bersih, saya meletakkan jam tangan di dalam toilet yang digunakan. Setelah selesai, saya langsung kembali ke titik kumpul untuk bersiap pulang. Saya baru ingat 10 menit kemudian kalau jam tangan tertinggal di toilet. Saat saya kembali ke sana, rupanya jam tangan tersebut sudah tidak ada, entah siapa yang yang mengambilnya.
Dari cerita yang saya alami hampir tiga tahun lalu tersebut kita dapat mengambil pelajaran agar benar-benar menjaga hadiah yang diberikan oleh orang tersayang. Baru kemudian jika memang sudah bukan rezekinya maka kita perlu mengikhlaskan. Seperti kemarin meskipun awalnya agak kecewa, akhirnya pak suami mengatakan untuk mengikhlaskan saja. Jam tangan yang dia pakai kemudian diberikan kepada saya untuk saya gunakan hingga saat ini. He knows me so well.
Jam Tangan dan Kado untuk Orang Tersayang
Sebentar lagi saya dan pak suami akan merayakan ulang tahun perkawinan yang ke-8 di bulan Mei 2018. Saya kemudian iseng, kira-kira hal apa yang dapat saya lakukan untuk merayakannya. Lalu terlintaslah ide, bagaimana kalau kali ini saya yang mempersembahkan sebuah kado. Ada beberapa list kado yang ingin saya berikan dengan beberapa pertimbangan. Salah satu list kado yang menarik perhatian saya adalah jam tangan pasangan yang ada di situs RADATIME.
Di RaDa Time yang merupakan tempat berbelanja jam tangan original di Indonesia, kita bisa memilih jam tangan original dari berbagai merk. Saya saja sampai lama terpaku di situs RaDa Time saat melihat berbagai merk jam tangan yang ditawarkan di sana. Semua merk jam tangan sudah dikelompokkan secara rapih, tinggal kita memilihnya sesuai selera sambil duduk manis di depan laptop ataupun smartphone.
Ada beberapa alasan mengapa RaDa Time menjadi situs rekomendasi dalam memilih jam tangan idaman, di antaranya adalah:
Hendra Suhendra
evventure
Rudi Chandra Sambas
evventure