Padahal cuma ke Gunung Gede tapi judulnya petualangan. Tapi bener lho Gunung Gede walaupun dekat di mata (mata saya yang orang Bogor) dan tingginya hanya 2958 mdpl saja membuat saya benar-benar menguras tenaga untuk sampai ke puncak. Jadi jangan pernah menganggap sepele gunung yang satu ini, karena sama seperti tipikal gunung yang ada di Jawa Barat lainnya, Gunung Gede juga memiliki hutan yang lebat, trek yang cukup membuat hampir putus asa, serta suhu dingin dan hujan yang membuat expert sekalipun tak berdaya (menurut pandangan saya lho ya). So, judul petulangan bolehlah saya sematkan pada trilogy Gunung Gede ini. Yuk kita mulai.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi Ka Yiyi suami saya belum juga sampai di rumah. Dia sedang ke Cibinong untuk mengambil kaos Tim Elang. Padahal seharusnya jam 10 tepat kami harus sudah berangkat dari rumah karena Fendy yang berangkat dari Karawang sudah tiba di Terminal Baranang Siang (BS). Saya sudah membayangkan bagaimana dia celingak-celinguk di sana. Fendy pun mengirimkan sebuah gambar pada billboard yang menjadi tempat dia menunggu. “Maaf ya Fen kalau lama, yang sabar di sana” begitu pesan kami melalui messenger.
Akhirnya Ka Yiyi tiba juga pada pukul 10.30 malam, kami langsung tancap gas naik angkot menuju stasiun Bojonggede. For your information nih, kereta commuter line (CL) dari Jakarta ke Bogor masih ada hingga pukul 1 malam, kemungkinan dari Jakarta terakhir jam 11 malam. Alfi sudah bobo manis ditemani Bapak (maaf ya Bapak, nitip Alfi lagi). Kami berdua langsung lari setelah turun dari angkot karena kereta menuju Bogor baru saja masuk. Alhamdulillah kami bisa masuk kereta dan duduk dengan tenang karena dalam kereta benar-benar lowong jarang penumpang. Maklumlah jam 11 malam siapa sih yang mau naik kereta.
Tiba di Stasiun Bogor kami langsung menuju Taman Topi. Di sana sudah menunggu angkot yang sudah kami charter. Kamil, Wahyu, Lita dan Iqbal sedang membungkus nasi goreng untuk bekal makan malam (apaaa jam 11 malam baru makan malam? Ckckckck). Lita punya cerita sendiri, hampir saja dia tidak jadi berangkat karena sang Papah ternyata datang ke rumah. Padahal menurut Lita, dia bisa langsung capcus tanpa tarik undur waktu karena ternyata dia tidak bilang kepada Papahnya kalau dia mau hiking lagi (duhh pantesan lit). Namun sang Papah pun datang, mungkin itu dikarenakan Papanya Lita punya feeling kalau anaknya mau naik gunung lagi. Beruntung sang Papah mengizinkan Lita untuk berangkat setelah melobi alot hingga satu jam lamanya. Alhamdulillah semuanya jadi berangkat dan bergegas menjemput Fendy.
Sesampainya di Baranang Siang kami agak kesulitan mencari Fendy. Rupanya dia sedang makan mie ayam di depan Botani Square. Kami menunggu di depan papan billboard yang ternyata ada di depan terminal BS. Setelah menghabiskan pulsa telepon Kamil, akhirnya Fendy ketemu juga (untuk informasi, Fendy ini orangnya unik, kadang dia suka menghilang sendiri, jadi harus benar-benar dijaga). Nah sekarang sudah lengkap, kami kemudian berangkat untuk menjemput Dwi yang ada di daerah Bale Binarum.
Setelah menjemput Dwi, kami berdelapan langsung menuju Base Camp Cibodas yang menjadi tempat Meeting Point alias Mepo untuk bertemu dengan Mbak Weyna dan Syamsudin dari Jakarta. Walaupun kami hanya berdelapan tapi sudah membuat angkot sangat penuh karena berisi carrier yang cukup besar. Saya sampai susah meluruskan kaki, begitu juga dengan teman-teman lainnya. Beruntung tak berapa lama kami sudah tiba di basecamp karena lalu lintas saat itu tak terlalu padat. Kami langsung menuju base camp untuk beristirahat dan menghangatkan diri.

Teman-teman masih tidur terlelap
Suhu di Cibodas tidak terlalu dingin seperti di base camp Merbabu dan Semeru sehingga membuat saya nekad tidak menggunakan sleeping bag untuk tidur. Hanya jaket gunung saja yang membalut tubuh saya saat itu. Tetapi setelah tidur selama satu jam lamanya tanpa menggunakan sleeping bag, akhirnya membuat saya takluk dengan suhu yang mulai mendingin. Saya langsung terbangun mengeluarkan sleeping bag dan meringkuk manis di dalamnya. Saya sampai tidak sadar lho kalau Mbak Weyna dan Syam sudah datang, tau-tau sudah adzan shubuh saja. Setelah shalat saya tidak bisa tidur lagi, sedangkan teman-teman masih terlelap dalam tidurnya.
Menjelang pukul 8.00 pagi, Kamil menjadi yang terdepan dan terinisiatif untuk mengurus verifikasi simaksi. Apa saja persyaratan simaksi? yang pasti setelah mendaftar online dan membayar simaksi, kita harus mengumpulkan KTP dan surat keterangan sehat dari doketr yang asli dan fotokopi (catat: asli dan fotokopinya). Setelah semuanya lengkap, Kamil bergegas menuju kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) untuk mengurus simaksi.

Sarapan dulu sebelum mendaki

Sepatu barunya Syam, perdana dipakai ke Gunung Gede
Rupanya walaupun sudah mengantri sejak pagi, Kamil tak kunjung selesai mengurus simaksi. Kami sampai harus menyusul ke TNGGP. Apa yang membuatnya lama? Tenaga verifikator di TNGGP hanya 3 orang saja. Satu memverifikasi, satu lagi mengeprint, dan satu lagi sepertinya melakukan pemeriksaan awal sambil memanggil pendaki yang mau naik. Sementara jumlah pendaki cukup banyak dibandingkan petugasnya.
A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on
Beberapa rangkaian pemeriksaan yang cukup lama ini membuat kami agak kecewa. Kami berpendapat bahwa persyaratan naik gunung ini kok sama ribetnya seperti pemeriksaan ke bandara, padahal hanya naik gunung saja. Wajar kalau kami berpikiran seperti itu karena di gunung lain tidak seribet ini. Tapi kami juga berpikir, mungkin pihak TNGGP memberlakukan hal tersebut untuk membatasi jumlah pendaki yang naik ke Gunung Gede guna menjaga habitat aslinya. Maklum Gunung Gede adalah gunung favorit kebanyakan pendaki karena letaknya dekat dengan Jabodetabek dan aksesnya cukup terjangkau dari pusat kota, jadi hampir setiap minggu banyak pendaki yang ingin naik ke sana.

suasana mengurus simaksi

akhirnya, ini lho simaksi yang ditunggu-tunggu
Akhirnya setelah luntang-lantung cukup lama, sekitar pukul 10.30 WIB berkas simaksi kami selesai diverifikasi. Kami langsung menuju angkot yang sudah kami carter untuk mendaki Gunung Gede melalui jalur Gunung Putri. Sayangnya cuaca saat itu sudah mulai hujan ketika kami tiba di base camp Gunung Putri. Dan sekitar pukul 11.30 WIB kami siap untuk mendaki Gunung Gede melalui jalur Gunung Putri. Bagaimana kisah selanjutnya? Baca postingan saya berikutnya ya.

Bagaimana menurut pendapat kalian foto ini?
Catatan:
- Untuk booking online silahkan klik: http://www.booking.gedepangrango.org/
- Persyaratan SIMAKSI (lebih jelas ada pada website booking online): Semua calon pendaki wajib menyerahkan berkas asli dan fotocopy Kartu Identitas yang masih berlaku seperti : SIM, KTA, KTP, Paspor, atau Kartu Pelajar serta Surat Keterangan Sehat dokter (asli dan fotokopi) pada saat pengambilan SIMAKSI pendakian
- Wajib menggunakan sepatu gunung serta membawa keperluan pribadi seperti jaket, obat-obatan, tenda dengan rangkanya, senter, jas hujan, matras, makanan dan minuman secukupnya
- Mengisi dan memperbanyak form isian barang bawaan yang menghasilkan sampah (form dapat diunduh di website) membawa trash bag/kantong sampah dan membawa sampah bawaannya ke luar kawasan Taman Nasional. (membuang sampah di dalam kawasan TNGGP dapat dikenakan SANKSI)
- Tidak boleh membawa sabun, pasta gigi, detergen dan bahan kimia lain yang mencemari lingkungan taman nasional
- Tidak perlu terlalu banyak membawa logistik karena pada pos 4 dan pos 5 di Jalur Gunung Putri ada yang menjual makanan dan minuman sedangkan di jalur Cibodas penjual makanan dan minuman ada di pos Kandang Badak. Di Surya Kencana juga ada yang menjual nasi uduk begitu juga di puncak Gunung Gede, ada lho yang jualan juga
- Untuk menuju lokasi kantor TNGGP kami menyewa angkot dari stasiun Bogor dengan harga Rp. 240.000,- sedangkan dari TNGGP ke Gunung Putri sebesar Rp. 150.000
- Pembayaran simaksi tergantung weekend dan weekday serta berapa lamanya mendaki. Kemarin kami dikenakan simaksi Rp. 32.500,- untuk dua hari satu malam dengan jumlah pendaki maksimal 10 orang.
Anne
evrinasp
Nia Haryanto
evrinasp
dani
evrinasp
hendri hendriyana
evrinasp
hendri hendriyana
evrinasp
Irwin Andriyanto
evrinasp
Melly Feyadin
evrinasp
Harry
evrinasp
cumilebay.com
evrinasp
Rohma Azha
evrinasp
info tekno
evrinasp
jiah
evrinasp
farkhan
evventure