Cerita masih berlanjut, kali ini lebih ringan hanya menceritakan pengalaman menginap di Intercity Seoul Residence Hotel. Selama lima hari empat malam saya dan rombongan menginap di hotel ini. Kami datang di hari pertama saat malam, waktu itu suhu udara di Seoul malam hari dingin sekali. Ketika masuk ke kamar hotel, saya langsung menyalakan pemanas ruangan untuk menghangatkan tubuh. Senang rasanya menginap di kamar yang pas buat saya daripada di I Park Condominium yang begitu luas. Rasanya lebih hangat dan tidak kesepian jadi enak untuk beristirahat di kala malam.
InterCity Seoul Residence Hotel
Sepertinya memang banyak wisatawan asing yang menginap di hotel ini. Saat itu kami bersamaan dengan rombongan wisatawan dari Malaysia dan juga Thailand. Kamar saya berada di lantai tiga menghadap sisi jalan sebuah gedung perkantoran.
Di kamar terdapat dua buah tempat tidur yang bisa saya gunakan dengan bebas. Karena saya hanya sendirian, maka tempat tidur yang satu lagi saya gunakan untuk meletakkan barang-barang. Asiknya di hotel ini, di dalam kamar terdapat lemari es, kompor listrik, microwave, tempat mencuci piring dan mesin pencuci baju. Rasanya jadi seperti di rumah deh, pantesan kami dianjurkan membawa mie instant sendiri, rupanya di dalam kamar hotel disediakan tempat untuk memasak. Oh iya di kamar ini juga terdapat televise yang saya biarkan mengoceh sendiri untuk menghangatkan suasana kamar yang sepi.
Pagi hari kami sarapan di restaurant hotel yang letaknya ada di basement. Berbeda dengan I Park Condominium, di InterCity Seoul Residence Hotel tidak disebutkan mana makanan halal dan non halal namun ada keterangan terbuat dari apakah masakan tersebut. Saya tidak terlalu banyak mengambil sarapan karena pilihannya memang sedikit. Paling sering, mengambil manisan buah dan juga jus untuk memenuhi kebutuhan serat.
Di sekitar InterCity Seoul Residence Hotel
Malam hari ketika hari pertama menginap di InterCity Seoul Residence Hotel, saya langsung keluar menuju Dal.Komm Coffee yang ternyata letaknya berada di belakang sebrang hotel. Ini gara-gara Mr. Guide yang mengatakan bahwa di sana lokasi shooting ahjussi Goblin, jadi saya langsung meluncur malam harinya bersama Bu Lina dan Pak Heri meskipun badan sudah sangat lelah.
Sepertinya tidak ada yang tidak kedinginan malam itu karena nafas kami saja menghasilkan embun yang cukup tebal. Waktu itu jam menunjukkan pukul 9 malam, jalanan di sekitar InterCity Seoul Residence Hotel sudah nampak sepi, beberapa toko sudah tutup kecuali beberapa café.
Saat sampai di Dal.Komm Coffee, saya langsung jejingkrakan seperti orang norak *aslinya memang norak* saat melihat poster Goblin tertempel di café. Saya dan Bu Lina langsung mengabadikan diri di sana tanpa ragu lagi. Alhamdulillah ada Pak Heri yang membantu kami untuk berfoto ria.
Setelah puas berfoto di luar, kami langsung masuk ke dalam café untuk menghangatkan tubuh sekaligus memesan minuman hangat. Waktu itu saya memesan Hot Chocolate dengan harga 5500 won. Saya takjub dengan proses pemesanan, setelah membayar pesanan kami diberikan semacam alat pendeteksi *duh gak tau namanya. Nanti kalau pesanan sudah jadi, alat tersebut akan berbunyi dan kita akan mendapatkan pesanan kita. Keren banget deh, eh apa di Indonesia sudah ada juga?.
Bagaimana rasa hot chocolatenya? Hmmm enak banget, manis, gurih dan hangat. Tadinya Pak Heri tidak memesan, namun setelah melihat saya menikmati hot chocolate tersebut, Bu Lina dan Pak Heri ikut memesan juga deh.
Kami tidak terlalu berlama-lama di sana, minuman juga tidak kami habiskan di tempat mengingat sudah terlalu malam sehingga kami harus segera kembali ke hotel.
Itu tadi suasana malam ya, sedangkan pagi harinya di sekitar InterCity Seoul Residence Hotel sama dinginnya juga hehe tetapi lebih hidup. Ketika teman-teman lain sedang sarapan, saya langsung berburu foto sambil mengamati kehidupan Seoul di sekitar hotel pada pagi hari.
Rupanya di sekitar hotel sedang ada pembangunan gedung-gedung bertingkat serta perbaikan pedestrian. Di Korea Selatan, fasilitas untuk pejalan kaki memang diperhatikan sekali sehingga banyak warganya yang senang berjalan kaki ketimbang membawa kendaraan pribadi karena ongkos parkirnya cukup mahal. Mr. guide sampai bilang begini “kalau pagi di Korea itu sering perang, yaitu perang berebut parkiran sebab biaya parkir kendaraan mahal sekali”. Pantas saja, sudah ada beberapa mobil yang parkir di pinggir jalan, mungkin mereka ngetake tempat sebelum pergi ke tempat lainnya.
Dari hotel, kemudian kami melanjutkan perjalanan selanjutnya untuk pergi ke istana Gyongbukgung Palace yang sudah saya nantikan. Nah, untuk cerita selanjutnya saya lanjutkan pada postingan berbeda yak hehe.
vini
evventure
Vita Pusvitasari
evventure
monda
evventure
Dias
evventure