Masih ingat kan adegan itu? Iya itu adegan Zafran dan Ian di tanjakan cinta. Konon kalau kita berhasil mendaki tanjakan cinta tanpa menoleh ke belakang sambil memikirkan kekasih hati maka bisa mendapatkan jodoh sesuai yang diinginkan. Benar gak? Buktikan aja sendiri. Saya baru kepikiran pas di rumah, kenapa saya ‘gak mikirin bang Yong Hwa ya sewaktu di Tanjakan Cinta? Siapa tau bisa ketemu hehe *ngayal tingkat dewa*
Teman-teman dari tim elang sih kemarin cuek-cuek aja waktu naik ke tanjakan cinta karena memang treknya lumayan menguras tenaga apalagi sambil membawa carrier yang berat. Tapi kalo ‘gak salah denger, jeng Lita mempraktekan apa yang dilakukan zafran dan igor deh, cuma digagalkan oleh siapa ya lupa saya gegara dibilang dompetnya jatuh hehe. Kalau sudah menanjak begini yang trek poll itu sangat diperlukan, minimal satu buah, syukur-syukur ada dua seperti Mbak Weyna bawa karena menolong banget lho untuk kita naik dan turun di trek yang miring. Nah, trek tanjakan cinta sampai Oro-oro Ombo ini trek yang disenengin sama Mbak Weyna, makanya dia gas poll sampai ke atas. Kalau saya sih santai saja sambil menikmati indahnya Ranu Kumbolo dari atas jembatan cinta.
Setelah istirahat minum sebentar saya dan tim elang yang paling belakang melanjutkan jalan menuju Oro-Oro Ombo. Ternyata tim elang yang sudah lebih dulu jalan sedang duduk-duduk manis di pinggiran bukit sebelum turun menuju Oro-Oro Ombo. Ya sudah, saya juga ikut istirahat lagi sambil menikmati padang Oro-Oro Ombo yang cantik berwarna ungu.
Ayo, sudah semakin siang nih, masih ada trek selanjutnya yang berat setelah Oro-Oro Ombo nanti. Mendingan kita segera turun ke padang Verbena yang ada di Oro-Oro Ombo.
Awalnya saya dan teman-teman mengira ini bunga lavender, ternyata bukan lho. Teman saya Mbak Lina W Sasmita yang sudah sering hiking mengatakan kalau padang ungu yang cantik ini bukan merupakan padang bunga lavender. Tetapi merupakan padang tanaman lain yang bernama Verbena. Coba yuk kita kepoin si Verbena ini.
Dikutip dari Tempo.co diketahui bahwa tanaman yang tumbuh di Oro-Oro Ombo ini merupakan tanaman asing bernama Verbena Brasiliensis Vellyang tumbuh invasif di Gunung Bromo. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan dan sudah membentuk hamparan seluas 20-an hektar di Oro-Oro Ombo Semeru. Meskipun Verbena sangat indah, tetapi ini tidak baik untuk Semeru lho karena bisa memberikan ancaman ekologis bagi keberadaan vegetasi lainnya. Bahaya juga yak arena seperti rumput atau semak, tanaman ini mudah sekali tumbuhnya, dikhawatirkan vegetasi asli Semeru akan tergeser apabila si Verbena ini terus menerus tumbuh. Jadi, keindahkan itu belum tentu selamanya baik ya temna-teman.
Betewe sewaktu saya melewati padang Verbena ini, badan saya hampir tenggelam lho di antara tumbuhan ini karena memang tingginya mencapai 1,5 sampai 2 meter. Saya sempat berpikir jangan-jangan karena gesekan verbena dengan pendaki bisa membawa biji verbena yang nyangkut di pakaian atau carrier pendaki sampai ke Kalimati sana, makanya sewaktu di Arcopodo, saya masih menemukan Verbena ini lho. Dosen dulu pernah memberitahukan seperti itu, kita bisa saja membawa biji-bijian tanpa sengaja sehingga tumbuh di luar habitatnya. Yah semoga Verbena ini tidak tumbuh di luar habitatnya yang dapat mengancm ekosistem lain dan semoga pihak Taman Nasional memiliki solusi bijak untuk mengatasi masalah ekologis ini.
Nah sekarang jangan ketuker lagi ya Ev, teman-teman juga jangan sampai salah menyebut lagi ya, nanti si lavender aslinya ngambek lho hehe.
Saya agak lupa tiba di Cemoro Kandang pukul berapa, kalau tidak salah sekitar pukul 11:00 WIB. Trek sebelumnya tidak terlalu berat dan akan mulai berat dari Cemoro Kandang ini karena akan terus naik tanpa atau dengan hanya sedikit bonus. So masih semangat kan?
Biar lebih seru, lihat video berikut ini yukkkk…..
Cerita Selanjutnya: Petualangan Mahameru: (4) Cemoro Kandang-Kalimati
Cerita Sebelumnya: Petualangan Mahameru: (2) Ranu Pani-Ranu Kumbolo
Cerita Sebelumnya: Petualangan Mahameru: (1) Jakarta-Ranu Pani
Catatan:
Kaki saya mulai agak lecet karena memang sepatunya kurang nyaman. Nah kalau sudah begini jangan lupa untuk membawa plester sebelum terlambat.
Pingback: Petualangan Mahameru: (4) Cemoro Kandang-Kalimati | Evrina Budiastuti
Ika Puspitasari
evrinasp
Vhoy Syazwana
evrinasp
rizqi
evrinasp
mfrosiy
evrinasp
Inda Chakim
evrinasp
Pingback: Petualangan Mahameru: (6) Kembali ke Ranu Pani Via Ayak-Ayak | Evrina Budiastuti
Wenawey
evrinasp
Rohmah
evrinasp
Rohmah
Mechta
evrinasp
Pingback: Petualangan Mahameru: (5) Summit Attack (Arcopodo-Puncak Mahameru-Ranu Kumbolo) | Evrina Budiastuti
Dwi Puspita
evrinasp
Lusi
evrinasp