Setelah melewati Oro-Oro Ombo, kami break dulu sejenak di pos Cemoro Kandang yang memiliki ketinggian 2500 mdpl. Biasanya Reza memberikan waktu break hanya 5 menit saja karena memang pos yang harus dilewati masih banyak. Jam saya waktu itu menunjukkan pukul 11:00 WIB dan rasanya waktu break lebih dari 5 menit. Tumben, mungkin dia juga lelah (baca: Reza si pemimpin tim hehe).
Kami sudah menempuh jarak 2,5 km menuju Cemoro Kandang dari Ranu Kumbolo. Rasanya tidak jauh karena memang pemandangan yang disuguhkan sangat indah. Nah, kalau sudah sampai Cemoro Kandang mending istirahat dulu. Ambil ancang-ancang dengan mengisi tenaga karena trek yang akan kita daki selanjutnya cukup berat. Cemoro kandang nanti merupakan trek yang ada di hutan cemara. Jalurnya menanjak terus hingga pos Jambangan yang panjangnya mencapai 3 km. kalau tadi dari Ranu Kumbolo menuju Cemoro Kandang tidak terasa jauhnya, trek menuju Jambangan justru sebaliknya. Rasanya tuh kok ‘gak sampai-sampai karena memang terus menanjak. Tanjakannya sih tidak terjal, hanya saja jarang ada bonus. Bonus ini sebutan dari para pendaki ketika menemui dataran setelah lama melewati tanjakan atau turunan yang menguras tenaga. Di Cemoro Kandang ini jarang sekali bonus, bonus baru ada ya di pos Jambangan.
Reza sudah memberi instruksi kalau nanti kita break kembali di pos Jambangan. Sayapun tertinggal bersama tim elang kedua, maklum jalan saya cukup lambat, jika sudah cape, saya memilih untuk beristirahat. Banyak lho para pendaki yang istirahat pada titik-titik tertentu.
Sepanjang perjalanan di Cemoro Kandang saya melihat banyak vegetasi selain pohon cemara yang mendominasi. Ada paku-pakuan, ada juga pohon murbey yang berbentuk perdu tetapi terselimuti lapisan putih pada batangnya. Itu kenapa ya? Mungkin kena penyakit atau memang begitu jenisnya, karena ketika saya sentuh lapisan putih itu hilang. O iya, Kamil, Wahyu dan Lita menemukan pohon petai cina lho di sini. Ternyata ada juga pohon itu, siapa yang bawa ya?
Nah, ujungnya cemoro kandang itu ketika kita sudah melewati turunan yang kemudian naik lagi melalui tanjakan. Di atas itulah ada pos Jambangan dan di sana sudah menunggu tim elang pertama. Senang sekali ketika tiba di Jambangan, karena duo nge-nge alias Kamil dan Wahyu sudah memasak mie rebus. Cuaca di Jambangan memang sudah mulai dingin dan mendung. Saya milihat saat itu sudah pukul 15:00 WIB. Kami yang tiba belakangan langsung diminta untuk mengisi perut agar hangat dan tidak kelaparan hehe.
Pos Jambangan ini tingginya mencapai 2600 mdpl. Ini setara dengan tinggi Gunung Prau yang ada di Dieng sana. Suhunya jangan ditanya, dingin abis. Apalagi waktu kami sampai sudah mulai gerimis, jas hujanpun segera kami gunakan. Mi rebus hangat yang airnya banyak itu laris manis disantap tim elang kedua yaitu saya, ka yiyi, Lita, mbak Renta, Om Wilson dan Mas Eko. Setelah semua beres, sayapun menabung dengan jalan terlebih dahulu.
Nabung adalah istilah kami untuk menyicil trek terlebih dahulu ketimbang teman lainnya. Ini cocok buat saya yang agak lama untuk berjalan. Dari pos Jambangan menuju Kalimati jalannya sudah enak menurun dan datar. Suasananya sepi sekali, saya sempat celingak-celinguk menatap sekitar yang terdiri dari padang ilalang serta pepohonan besar. Syukurlah ada Mbak Weyna yang ternyata ikut berjalan di belakang saya. Ternyata jarak 2 km dari Jambangan ke Kalimati tidak terlalu jauh. Saya lupa sampai di Kalimati jam berapa karena sudah tidak melihat jam tangan lagi.
Dalam keadaan hujan cukup lebat, tim elang yang laki-laki segera membenahi tenda. Tenda disatukan agar lebih luas. Setelah semuanya beres, kami semua masuk ke dalam tenda. Tak perlu ditanya bagaiman keadaan tenda saat itu. Berantakan banget, carrier dimana, sandal dimana, sepatu juga dimana. Biarkan saja yang penting sudah hangat di dalam tenda.
Sarden dan kornet menjadi santapan malam kami saat itu. Saya tidak terlalu lapar, karena sesungguhnya yang saya inginkan adalah buah. Rasanya kering sekali tenggorokan ini tak makan buah dan sayur. Buah jambu Kristal yang dibawa sudah habis di Ranu Kumbolo. Yo sing sabar….
Terdengar permainan tebak ABCD dari tenda sebelah grupnya fendy, iqbal, om Wilson dan kawan-kawan. Bagi yang kalah akan disuapin satu sendok makanan. Itu sih enak hukumannya. Tenda kami yang berada di bagian tengah memilih untuk beristirahat. Saya, ka yiyi, mbak weyna, wahyu dan kamil sudah bersiap tidur. Suasana hangat saat itu.
Saya sudah mengingat jelas instruksi Reza, jika jam 12 malam nanti cuaca cerah maka akan melakukan summit attack ke puncak Mahameru, tetapi jika hujan ada baiknya tidak memaksakan diri.
Ternyata alam mendukung cita-cita kami, summit attack pun terjadi.
Biar lebih jelas lagi, lihat video ini yukkkk:
Cerita Selanjutnya: Petualangan Mahameru: (5) Summit Attack: Arcopodo-Puncak Mahameru
Cerita Sebelumnya: Petualangan Mahameru: (3) Tanjakan Cinta-Oro-Oro Ombo
Cerita Sebelumnya: Petualangan Mahameru: (2) Ranu Pani-Ranu Kumbolo
Cerita Sebelumnya: Petualangan Mahameru: (1) Jakarta-Ranu Pani
Catatan:
Sebisa mungkin tiba di Kalimati lebih awal agar tenaga untuk mendaki ke puncak tercukupi. Cuaca di Kalimati sangat dingin jadi pastikan jaket dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan kering. Sebelum muncak pastikan tidur kita sangat cukup.
yuyun yuningsih
evrinasp
Pingback: Petualangan Mahameru: (5) Summit Attack (Arcopodo-Puncak Mahameru-Ranu Kumbolo) | Evrina Budiastuti
mfrosiy
evrinasp
Pingback: Petualangan Mahameru: (6) Kembali ke Ranu Pani Via Ayak-Ayak | Evrina Budiastuti
Mechta
evrinasp
Dwi Puspita
evrinasp
Pingback: Jalan-Jalan Tipis ke Kalimati – evventure