Saya sudah lama banget kepingin pergi ke wisata Thailand. Tapi dengan satu syarat, gratissss *dasar pecinta gratisan. Ada alasan kenapa kepingin gratis, soalnya masih negara di sekitaran ASEAN yang cukup dekat dengan Indonesia. Rasanya sayang saja kalau menguras tabungan sendiri untuk ke sana. Soalnya saya tuh termasuk traveler yang backpackeran, jadi gimana caranya bisa menekan biaya hemat namun bisa tetap plesiran ke sana-sini, hehe. Kecuali memang ke negara yang diimpikan banget, rela deh merogoh tabungan dalam-dalam.
Alhamdulillah setelah sekian purnama, cita-cita untuk wisata Thailand gratis terlaksana melalui hadiah dari lomba penyuluhan tingkat provinsi Jawa Barat. Sebenarnya banyak lomba blog atau vlog dengan hadiah jalan-jalan ke Thailand. Tapi entah kenapa saya kok tidak tertarik untuk mengikutinya. Dan baru deh melalui lomba penyuluh tingkat provinsi Jabar semua rencana itu terlaksana. Apalagi temanya lebih ke arah agriculture yang memang saya sukai, jadi bukan hanya plesiran ke tempat wisata saja. Untuk cerita explore pertanian di Thailand sudah saya tulis di blog evrinasp.com ya.
Baca ini yuk: Cara Pemerintah Thailand Memajukan Sektor Pertanian
Namanya juga kunjungan kerja (kunker), jadi destinasi utamanya ya memang instansi atau tempat-tempat yang sesuai dengan tema kunker. Destinasi wisata hanya bonus karena dilakukan setelah acara kunker selesai di sore hari yang nyaris bertepatan dengan tutupnya tempat wisata tersebut.
Ke mana saja sih saya waktu itu bersama rombongan? Kami pergi ke tempat-tempat yang tidak anti mainstream banget sih. Berikut ini tempatnya yang dijajal dalam menit-menit terakhir setelah kunker.
Menatap Megahnya Royal Palace
Lokasi wisata Thailand yang pertama dikunjungi adalah Royal Palace, istana yang dulunya tempat sang Raja Thailand. Kami datang ke sini hanya sekitaran satu jam saja. Waktu itu kami tiba sekitar pukul 3 kurang pada sore di waktu setempat di saat para wisatan lain kembali pulang. Saking mepetnya waktu berkunjung, kami jadi jalan tergesa-gesa. Terbayang dong ya ibu hamil macam saya pasti lumayan kelelahan ditambah cuaca saat itu sangat panas.
Kami harus berjalan dulu dari area parkir melalui pedestrian yang cukup lega ke arah istana. Jaraknya cukup jauh hingga akhirnya tiba di gerbang masuk istana. Sesampainya di sana, kami hanya berfoto bersama sebentar dengan latar belakang istana. Lalu kami diarahkan ke tempat-tempat istimewa seperti tempat ibadahnya sang raja dan tempat kerja sang raja.
Di tempat ibadahnya sang raja, meski saat itu sudah terlalu sore, ternyata masih agak ramai wisatawan. Bangunan serba keemasan memukau pandangan saya saat itu. Terawat sekali tempat tersebut, rasanya memotret satu sisi saja tidak cukup. Saya tidak terlalu lama mengeksplore tempat itu lantaran sudah kelelahan dan kepanasan. Saya lebih memilih untuk duduk saja pada area istirahat.
Setelah sekian puluh menit, sang guide yang bernama Abe, mengajak kami keluar untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya yaitu Wat Arun. Dalam perjalanan pulang, kami melewati ruang kerja sang raja yang terletak pada bangunan putih nan megah.
Saya kembali terpesona dengan bangunan yang satu ini, apalagi ada pergantian pasukan penjaga istana yang asik untuk diperhatikan. Kapan lagi tho melihat moment ini?
Baca ini juga yuk: Inspirasi Smart Farmer dari Thailand
Wisata Thailand Sambil Belanja di Wat Arun
Setelah kelelahan berjalan dan kepanasan di Royal Palace, akhirnya saya cukup terhibur ketika mengunjungi Wat Arun. Sepintas kalau dari arah jalan yang kami masuki lokasi wisata Thailand tersebut tidak terlalu kelihatan karena kami harus melewati gang dulu untuk sampai di Wat Arun. Baru deh setelah memasuki areanya, kemegahan Wat Arun benar-benar kelihatan.
Saking terpesonanya, saya beberapa kali melihat ke atas bangunan setinggi 70 meter, cmiiw, tersebut hingga membuat saya pegal. Waktu itu kami juga datang saat injury time yaitu pukul 5 sore waktu setempat.
Bangunan Wat Arun sangat tinggi sekali dan terdapat ukiran yang dicat pada dinding-dindingnya. Saya jadi mikir, ini gimana cara mengukirnya sampai ke atas ya?.
Lamunan saya terhenti, saat Abe mengarahkan saya dan rombongan untuk segera berbelanja di gang sebrang Wat Arun yang ternyata memang menjadi lokasi oleh-oleh. Di sini cukup murah harganya, apalagi sang penjual bisa menggunakan bahasa Indonesia dan mau menerima rupiah. Ya Allah di mana-mana orang sudah belajar bahasa Indonesia ya, gantian nih kita yang harus bisa belajar bahasa mereka juga.
Sayangnya saya tidak terlalu memotret bagaimana suasana di tempat oleh-oleh tersebut karena sudah super kelelahan. Ketika Abe memberikan instruksi untuk kembali ke bus, saya langsung beranjak saja mengingat saat itu sudah mulai gelap karena sudah lebih dari pukul 6 sore.
Saat saya melintasi jalan menuju bis, ternyata kami melewati area kerajaan yang dijaga ketat oleh prajurit. Lagi-lagi foto sang raja dan ratu terpampang nyata begitu besar di pinggir jalan. Salut deh dengan warga Thailand yang menghormati rajanya.
Menikmati Malam di Central Marina Pattaya
Sebenarnya di hari pertama kedatangan di Thailand, saya sudah sangat tergiur dengan buah-buahan yang ada di Thailand. Apalagi di dekat hotel kami yaitu Novotel Bangkok Platinum Hotel sedang ada aneka bazar makanan dan minuman yang menggiurkan. Sayangnya karena saking kelelahan dengan jadwal yang padat, akhirnya saya belum icip-icip jajanan khas Thailand terutama mangganya.
Nah, di hari terakhir saat berada di Pattaya, saya menikmati pasar malam di Central Marina yang ada di dekat hotel kami menginap. Di sana saya menikmati minuman mangga seperti manggo ranggo yang ada di Indonesia setelah sebelumnya berburu oleh-oleh makanan di salah satu supermarketnya.
Duh, enak banget ini minuman mangganya. Saking kental minuman tersebut, saya jadi tidak habis lantaran kekenyangan. Apalagi sebelumnya saya sudah makan malam di restoran hotel. Syukur alhamdulillah bisa merasakan langsung minuman mangga tersebut.
Demikian sedikit cerita wisata Thailand yang serba express di sela-sela waktu dan sisa tenaga. Mungkin karena memang kondisi saya sedang hamil ditambah dengan cuaca Thailand yang memang panas, membuat saya tidak terlalu banyak mengeksplore. Tetapi saya tetap bersyukur lantaran bisa ke Thailand sesuai dengan cita-cita. Sehabis ini, semoga masih bisa menjejakkan kaki lagi ke luar negeri. Cita-cita terdekat sih ingin umroh dulu, terus kepingin banget pergi ke Aqsa. Semoga ada rezekinya. Aamiin.
Anjar Sundari