Yeayyy akhirnya yang ditunggu-tunggu di awal bulan Maret 2018 ini tiba juga. Saya dan seorang teman alhamdulillah diberikan kesempatan untuk mengunjungi salah satu negara 4 musim kembali. Ke mana kah itu? setelah menabung selama setahun dan setelah merencanakan secara dadakan di awal tahun, akhirnya kami jadi juga pergi ke Jepang. Sebenarnya Jepang adalah negara impian teman saya. Sewaktu teman saya mengajak untuk ke sana, saya sih mau saja, sambil menambah pengalaman karena saya juga belum pernah ke sana, jadi langsung saja deh saya setuju untuk traveling ke Jepang.
Traveling saya kali ini benar-benar mandiri lho, tidak menggunakan jasa travel. Semuanya kami urus berdua. Banyak drama yang terjadi, dimulai dari agak ribetnya pengajuan cuti karena sistem (saya hampir tidak bisa cuti, hiks), salah pesan tiket pesawat, hampir saja salah transfer, hingga pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum cuti. Tetapi semua terbayarkan ketika akhirnya berhasil pergi ke Jepang.
Karena di Jepang masih peralihan antara musim dingin ke musim semi, jadi di sana suhunya masih cukup dingin bagi orang tropis seperti saya. Ada beberapa perlengkapan penting yang harus kami bawa seperti jaket winter, penutup kepala, syal, sarung tangan, dan obat-obatan pribadi karena kami khawatir belum sangggup menahan dingin.

Bawa perlengkapan secara lengkap apalagi jika musim dingin
Dan setelah transit sebentar di Malaysia serta terbang dalam waktu 6 jam lebih, akhirnya kami berdua tiba juga di Jepang.
Tawa Bahagia di Negeri Sakura
“Pokoknya kita harus nyobain naik Shinkansen ya” begitu teman saya mengatakan.
Saya sih mau banget, selama ini kan saya hanya melihat kereta tercepat di Jepang ini melalui televisi saja. So, kalau sudah benar-benar berada di Jepang, wajib banget deh mencoba naik Shinkansen. Apalagi keberadaan kami di Jepang tidak terlalu lama sehingga shinkansen membantu sekali untuk kami berpindah tempat secara cepat.

Akhirnya naik Shinkansen
Oh iya cerita lebih lengkapnya akan saya paparkan pada postingan lainnya ya, ini hanya secara garis besar saja. Di jepang kami mengunjungi beberapa destinasi seperti Kawaguchi Lake yang merupakan tempat berupa danau yang dikelilingi perbukitan. Di sana kami bisa melihat Gunung Fuji secara utuh. Sayangnya saat kami pergi ke Kawaguchi, gunungnya sedang tertutup awan sehingga hanya bisa melihat puncak esnya saja.
Terus petualangan kami juga berlanjut ke Gala Yuzawa yang tempatnya berupa ski resort diselimuti salju nan putih. Pokoknya indah banget deh saya sampai tidak bisa melukiskannya dengan kata-kata. Dan yang juga tidak kalah berkesan adalah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana bunga Sakura bermekaran. Indah sekali, ada yang berwarna putih, pink, hingga merah keunguan.

Indahnya sakura
Alhamdulillah semua perjalanan saat itu sangat berkesan, saya sampai ingin kembali lagi saat sudah tiba di Indonesia. Sewaktu kembali ke Indonesia, ada teman kantor yang bertanya begini: “waktu ke Jepang bawa perlengkapan apa saja?“.
Sebenarnya tadi sudah sempat saya singgung pada paragraf di atas. Perlengkapan yang saya bawa di antaranya adalah tentu pakaian yang cocok untuk suhu yang masih dingin, membawa kelengkapan administrasi (KTP, passport, tiket pesawat, booking hotel, dan lainnya), peralatan dokumentasi, makanan, dan obat-obatan.
Khusus untuk obat-obatan, saya membawa Prive uri-cran yang di dalamnya terdapat kandungan vitamin C untuk menjaga kekebalan tubuh selama traveling sekaligus mencegah terjadinya anyang-anyangan.
Apa itu anyang-anyangan? Saya jelaskan lebih lanjut ya.
Traveling Asik Tanpa Anyang-Anyangan
Berkaca dari kejadian yang menimpa mama dan budhe (kakak kandung mama) saya setelah pulang umroh beberapa waktu yang lalu, saya jadi aware terhadap ancangan anyang-anyangan. Dulu, mama mengeluh sakit di bagian saluran kemihnya dan ternyata setelah berobat ke dokter, mama dinyatakan terkena infeksi saluran kemih (ISK). Itu terjadi sejak menjelang mama pulang umroh dan mulai memburuk ketika sudah tiba di rumah. Saya bersyukur mama terjangkitnya setelah tiba di rumah sehingga bisa dilakukan perawatan, coba kalau di sana, lebih ribet kan?.
Awalnya mama merasa ingin buang air kecil terus, padahal minumnya hanya sedikit. Saya tau mama termasuk orang yang jarang minum, saya saja sampai sering mengingatkan untuk banyak minum ketika berada di rumah.
Nah, rupanya beberapa tanda seperti keinginan untuk buang air kecil terus-menerus walaupun jarang mengkonsumsi air minum, serta urine (air seni) yang dikeluarkan jumlahnya sedikit sudah termasuk ke dalam gejala anyang-anyangan. Kalau sudah terkena anyang-anyangan itu ngeri sekali apalagi saat sedang traveling, akan membuat kita jadi tidak nyaman karena harus bolak-balik mencari kamar mandi.
Menurut beberapa informasi yang saya baca, sebanyak 50% wanita memang beresiko terkena gejala anyang-anyangan sehingga kita perlu mengetahui beberapa gejala anyang-anyangan, yaitu[1]:
- Ingin terus buang air kecil dalam jarak waktu yang dekat namun volume urine yang dikeluarkan sedikit
- Urine berwarna keruh, lebih pekat, berbau dan terkadang mengandung darah
- Saat buang air kecil terasa perih
- Pada wanita, panggul akan terasa nyeri, sedangkan pada pria menimbulkan nyeri di sekitar anus
- Demam, lelah dan tubuh kurang fit
Mengapa wanita lebih beresiko terkena anyang-anyangan? Itu karena secara anatomi saluran uretra (saluran kencing) wanita lebih pendek dan letaknya dekat sekali dengan anus sehingga memungkinkan salah satu bakteri usus besar seperti E.coli masuk ke dalam uretra yang menjadi penyebab anyang-anyangan. Kalau anyang-anyangan ini tidak segera diobati maka akan menyebabkan infeksi saluran kemih seperti yang dialami oleh mama saya.
Itu sebabnya untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah anyang-anyangan selama traveling, saya membawa Prive uri-cran ke dalam list penting yang harus dibawa selama traveling. Apalagi tidak semua toilet di luar negeri menyediakan air untuk membilas setelah buang air kecil, hanya tersedia tisu saja untuk membersihkan tanpa ada air, sehingga perlu diantisipasi sekali agar E.coli tidak lari ke tempat seharusnya.

Ke toilet mending buat selfie saja, daripada bolak-balik karena terkenan anyang-anyangan
Prive uri-cran untuk Mencegah Anyang-Anyangan
Prive uri-cran yang saya bawa saat traveling kemarin ada dua jenis. Keduanya memudahkan saya saat mengkonsumsinya sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah dua jenis Prive uri-cran tersebut:
- Prive uri-cran berbentuk serbuk di dalam kemasan sachet yang dapat dilarutkan dalam segelas air. Saya suka Prive uri-cran berbentuk serbuk ini soalnya saya bisa mengkonsumsi Prive uri-cran sambil meminum air untuk menghilangkan dahaga. Disajikan dingin lebih enak lho. Saat traveling, kita masih bisa mengkonsumsi bentuk Prive uri-cran serbuk ini misalnya mengkonsumsinya saat di hotel sebelum beranjak ke tempat lain atau mencampurkannya dengan air putih lalu dimasukkan ke dalam botol untuk dibawa selama perjalanan.
Saat ke Kawaguchi Lake, membawa Prive uri-cran serbuk
- Prive uri-cran berbentuk kapsul yang sudah pasti sangat praktis untuk dibawa ke mana saja. Bentuk tablet ini memudahkan kita saat mengkonsumsinya, tidak perlu dilarutkan ke dalam air, cukup langsung mengkonsumsinya saja.
Mengapa Prive uri-cran ini penting untuk dikonsumsi? Karena di dalam Prive uri-cran terdapat ekstrak buah cranberry yang diketahui memiliki khasiat sebagai pencegah anyang-anyangan selain berbagai kandungan gizi lainnya. Buah cranberry adalah salah satu buah dari golongan berrie (blueberry, blackberry dan cranberry) yang dianjurkan untuk dikonsumsi karena mengandung antioksidan.
Buah cranberry yang dikemas dalam Prive uri-cran efektif dalam mencegah anyang-anyangan. Buah cranberry memiliki kandungan antioksidan proanthocyanidins yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri penyebab infeksi saluran kemih. Antioksidan tersebut mampu membuat bakteri tidak akan menempel di saluran kemih.
Selain dapat mencegah infeksi saluran kemih, buah yang memiliki warna merah ini juga baik untuk mencegah kanker dan tumor, menjaga kekebalan tubuh, mencegah sariawan, menjaga kesehatan jantung dan beberapa manfaat lainnya. Sehingga tidak hanya bagus untuk mencegah anyang-anyangan, mengkonsumsi Prive uri-cran setiap hari tentu baik bagi kesehatan.
Ada beberapa tip dari saya agar kegiatan traveling tetap menyenangkan tanpa khawatir terkena anyang-anyangan. Berikut adalah beberapa cara mencegah anyang-anyangan terutama saat traveling:
- Tetap mengkonsumsi air minum setiap hari sesuai anjuran untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan membantu memperlancar pengeluaran urin serta bakteri.
- Jangan menahan untuk buang air kecil meskipun sedang di dalam perjalanan, kalau ada toilet terdekat lebih baik segara buang air kecil saja.
- Tetap menjaga kebersihan area kemaluan meskipun di tempat yang tidak tersedia air mengalir untuk membasuh. Kita dapat mengakalinya dengan membawa tisu sendiri yang sebelumnya sudah dibasahi dengan air atau menggunakan tisu basah khusus.
- Biasakan agar membasuh kemaluan dari arah depan ke arah anus baik selepas buang air besar maupun saat buang air kecil untuk mencegah bakteri agar tidak masuk ke dalam uretra.
- Jaga kesehatan, jika lelah sebaiknya beristirahat jangan dipaksakan untuk melanjutkan perjalanan.
- Konsumsi ekstrak buah cranberry yang mampu mencegah anyang-anyangan agar traveling tetap nyaman.
Nah itulah cerita traveling saya ketika bersama teman mengunjungi negeri sakura. Traveling saya terasa nyaman dan tetap dalam kondisi fit meski lingkungan saat itu kurang bersahabat bagi orang tropis seperti saya. Jangan sampai ya anyang-anyangan menjadi penyebab ketidak nyamanan saat traveling. Lebih baik mencegah daripada mengobati sehingga bawalah selalu Prive uri-cran di dalam list barang bawaan traveling teman-teman. Happy traveling.
Sumber informasi:
1] AloDokter. Nyeri Buang Air Kecil Waspadai Anyang-Anyangan. http://www.alodokter.com/nyeri-buang-air-kecil-waspadai-anyang-anyangan [diakses tanggal 7 Maret 2018]
Nathalia DP
evventure
khairulleon.com
evventure
Nanik Nara
evventure
Nanik Nara
evventure
Fanny Fristhika Nila
evventure
Liswanti
evventure