Alhamdulillah bangun pagi di hotel tidak terlalu kedinginan seperti kemarin. Pagi ini kami sarapan di hotel dengan menu yang sekali ramah untuk orang-orang muslim. Masakannya juga lezat, nasinya enak dan mi atau kwetiau yang tersaji juga lezat. Ada jeruk, aple dan orange juice untuk pembuka sarapan, juga ada roti bagi yang suka sarapan roti di pagi hari.
Suhu hari itu berkisar di 6 derajat celcius lebih hangat dari hari kemarin. Makanya saya agak berani menggunakan jaket parka wanita yang lebih tipis dari yang saya pakai kemarin. Mumpung Ms Xiu beum datang, saya meminta Okka untuk memoto saya di jalanan depan hotel. Maklum saya punya cita-cita untuk bergaya seperti tante Syahrini di jalanan Seoul, karena belum bisa ke sana, maka di Beijingpun tak masalah hehe. Akhirnya Ms Xiu datang dan menjemput kami semua. Kami siap untuk menjelajah lagi.
Lokasi 1: Temple of Heaven
Dari pemaparan yang dijelaskan oleh Ms Xiu, kuil ini sering digunakan Kaisar untuk berdoa agar tahun berikutnya China mendapatkan keberkahan. Nah, di sepanjang jalan menuju kuil yang letaknya ada di dalam tembok besar, terdapat bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh. Ada yang menari, ada yang bernyanyi, ada yang olah raga, ada juga yang bermain suatu permainan. Ms Xiu mengatakan kalau mereka biasa berkumpul dengan kelompoknya di sini meskipun sedang musim dingin. Mungkin karena di rumah juga tidak melakukan apa-apa kali ya, jadi lebih baik berkumpul dengan teman-teman.
Di dalam rumah yang terdapat di kiri-kanan kuil rupanya dijadikan museum lho. Museum ini berisi barang-barang bersejarah milik kaisar.kami tidak berlama-lama di sana karena dingin sekali walaupun matahari bersinar dengan terangnya.
Lokasi 2: Western Mahua
Setelah berdingin-dingin ria di Temple of Heaven, kami diantar ke Western Mahua yang merupakan restoran muslim bergaya barat. Ada label halalnya lho di pintu, jadi aman deh makan lahap di sini. Saya benar-benar lahap makannya karena memang kelaparan akibat cuaca dingin. Menu yang disajikan berupa kentang, semacam sayuran rebung tapi empuk dan daging sapi. Semuanya so delicious, Alhamdulillah.
Lokasi 3: Madian Mosque
Turun dari mobil, saya dan teman-teman langsung kedinginnan karena suhu memang sangat dingin. Kebayang deh bagaimana nanti kami wudhu di Madian Mosque. Bentuk dan gaya arsitektur bangunan masjid masih sama seperti Niujie Mosque yang bergaya China. Bedanya adalah kalau di sini kami tidak diperbolehkan untuk memoto bangunan dari depan hingga ke dalam.
Uniknya di sini adalah, kalau mau wudhu kita harus menampung air panas di teko untuk digunakan membasuh bagian tubuh di tempat lainnya. Di dalam masjidpun saya masih kedinginan sehingga ketika memakai kaus kaki dan sepatu boots harus sangat cepat. Sepertinya suhu siang itu agak menurun sehingga membuat suhu di sekitar menjadi lebih dingin.
Lokasi 4: Foot Massage di Traditional Chinese Medicine Center
Nah di tempat ini saya agak-agak parno karena kaki saya akan di pijat. Katanya sebelum ke Great Wall besok maka kaki perlu dilakukan relaksasi. Bagian yang membuat saya parno adalah karena kuku kaki saya sendiri dan kulit kaki yang kering dan pecah-pecah. Aduhai malu deh ya nanti pas dipijat, kasihan tukang pijatnya.
Ternyata manager tempat ini bias berbahasa Indonesia lho karena dia memang belajar, supaya kalau ada tamu dari Indonesia bisa berkomunikasi. Hayoo lho kita bisa bahasa China gak?
Akhirnya kaki saya sukses dipijit dengan ramuan kembang dari Tibet. Rasanya enak dan hangat, coba kalau dipijatnya lebih lama ya, haha ketagihan.
Lokasi 5: China Silk Store
Setelah relaksasi kaki, sekarang kita relaksasi mata untuk melihat proses pembuatan sutera sampai produk jadinya. Yang pasti biking ngiler deh karena kain sutera yang dihasilkan cantik-cantik dan berkualitas. Bahan untuk kaisar saja ada di sini lho. Sayangnya harganya mahal, jadi tidak ada yang membeli deh.
Lokasi 6: Summer Palace
Nah di sini saya suka banget, Summer Palace yang begitu indah. Lokasinya berbentuk danau yang luas dengan latar belakang istana di sisi danau. Air danau membeku lho sehingga bisa digunakan untuk main ski atau bersepeda di atasnya. Kalau saya sih tidak terlalu berani, ngeri aja gimana kalau es nya retak, wuihhh serem. Terbayang kan berapa suhunya di sana kalau air danau yang luas seperti itu bisa membeku.
Kami di sini sempat berkenalan dengan beberapa orang China yang kami anggap mereka orang Korea. Saya dan Okka terutama yang histeris karena menyangka mereka orang Korea. Kalau ingat kelucuan kami, saya jadi senyam-senyum sendiri.
Lokasi 7: Makan Malam di Xibei Musilin
Akhirnya makan malam lagi. Sebenarnya saya tidak terlalu lapar namun hanya merasa kedinginan. Jadi, air hangat adalah yang paling dibutuhkan. Di sini merupakan rumah makan untuk muslim juga, jadi so pasti aman. Namun saya sedang kurang fit malam itu akibat kedinginan sehingga tidak terlalu lahap makannya. Saya hanya menghabiskan beberapa potong telur dadar yang dipotong menyerupai belah ketupat. Sementara menu lain seperti daging ayam sukses dilahap Desi dan Okka.
Akhirnya petualangan di hari kedua selesai juga. Besoknya kami akan ke Great Wall. Kami berharap semoga cuaca ketika ke Tembok Besar China bersahabat supaya kami bisa mengeksplore lebih jauh mengenai Tembok Besar China. Sebelum masuk kamar, saya sempat bergaya bak Tante Syahrini lagi di jalanan malam Beijing yang penuh dengan lampu-lampu indah.
rita asmaraningsih
evrinasp
dani
evrinasp
Irawati Hamid
evrinasp
eda
evrinasp
gustyanita pratiwi
evrinasp
Lusi
evrinasp
Fatah (easytourbandung.com)
evrinasp
Nchie Hanie
evrinasp
Rosanna Simanjuntak
evrinasp
Fita Chakra
evrinasp
Tian Lustiana
evrinasp
Anne Adzkia
evrinasp
indah nuria Savitri
evrinasp
Ika Puspitasari
evrinasp
Rohmah Azza
evrinasp