Jelajah Gizi Minahasa telah berlangsung selama 3 hari pada tanggal 18-20 November 2016. Jelajah gizi merupakan program tahunan yang diadakan oleh Sarihusada untuk mengeksplorasi nilai gizi dibalik kekayaan pangan khas Indonesia. Pada tahun 2016, Sarihusada memilih Minahasa, Sulawesi Utara yang terkenal akan keberagaman kuliner, sumber daya alam dan sumber daya manusia. Selain mengeskplorasi pangan lokal yang ada di sana, jelajah gizi juga mengunjungi beberapa tempat eksotis yang perlu didatangi ketika menginjakkan kaki di Minahasa. Apa saja kah itu? berikut saya sajikan dalam bentuk photo story.

Reportase lengkap Jelajah Gizi Minahasa ada di sini ya: #JelajahGiziMinahasa: Petualangan Gizi Syarat Ilmu dan Kearifan Lokal

Danau Tondano

Ini merupakan tempat pertama para penjelajah gizi memulai petualangan untuk menguak gizi pangan lokal Minahasa. Danau Tondano merupakn kaldera dari aktivitas gunung berapi. Nah di danau ini hidup hewan endemis bernama Ikan Nike yang bentuknya kecil seperti ikan teri dan bergerombol. Danau ini menjadi sumber daya penting bagi masyarakat Minahasa. Selain alamnya yang indah, Danau Tondano menjadi pemasok kebutuhan utama masyarakat akan air minum, irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Di sekitar danau juga dikembangkan budidaya ikan air tawar oleh masyarakat setempat. Saya sudah mencoba ikan mujair yang dibudidayakan di sini lho, rasanya enak karena fresh from the oven.

Gunung Klabat

Lebih tepatnya pegunungan sepertinya. Di sini para peserta diajak untuk menikmati Pisang Goroho yang dikonsumsi dengan sambal. Suasana di sekitar Gunung Klabat cukup sejuk dengan hamparan pepohonan dan perbukitan yang indah dipandang mata. Sayangnya kami sampai di sana sudah terlalu sore sehingga tidak terlalu lama melihat keindahan Gunung Klabat.

Hotel Jhoanie dan Gunung Lokon

Hotel Jhoanie menjadi tempat pertama para peserta menginap di Jelajah Gizi Minahasa. Hotelnya mungkin setara bintang 3 tetapi memiliki suasana yang cukup nyaman terletak di pinggir jalan Tomohon. Suasana sejuk di hotel ini semakin terasa berkat view Gunung Lokon yang berada di belakang hotel.

Pasar Beriman Tomohon

Pasar Beriman Tomohon

Pasar Beriman Tomohon sudah dikenal oleh banyak orang. Apa yang membuatnya menjadi istimewa? Selain menjual makanan pokok, di pasar ini juga dapat ditemukan makanan ekstrim berupa Paniki. Saya sudah melihat sendiri bagaimana hewan-hewan itu diperdagangkan. Kalau tidak kuat, lebih baik jangan masuk ke area basah tempat ikan dan aneka daging dijual.

Hutan Mangrove dan Pantai Bahowo

Pantai Bahowo yang hijau

Lokasi ini merupakan tempat yang dikunjungi di hari kedua setelah Pasar Tomohon. Terletak di Kelurahan Tongkaina, hutan mangrove dan Pantai Bahowo menjadi kesatuan alam yang eksotis. Apalagi masyarakat juga sudah bersinergi dengan lingkungan alam Bahowo sehingga membuatnya tampak hidup dengan kearifan lokal di dalamnya.

Kawasan Kuliner Tinutuan Wakeke

Mau menikmati kuliner khas Manado berupa Tinutuan? Coba deh datang ke kawasan ini yang memang dikenal menyajikan Tinutuan dengan cita rasa melezatkan. Selain Tinutuan, juga ada Mie Cakalang, Perkedel Nike serta kuliner lainnya.

Grand Merciful Building

Tak lengkap rasanya jika ke Manado dan Minahasa tidak membeli oleh-oleh. Jika mau membeli oleh-oleh yang lengkap bisa datang ke Grand Merciful Building yang menyajikan oleh-oleh mulai dari cemilan, pernak-pernik, hingga pakaian.

Jembatan Soekarno Manado

Ini juga merupakan tempat yang tidak boleh terlewatkan untuk didatangi ketika mengunjungi Manado yaitu Jembatan Soekarno. Di jembatan ini kita bisa melihat perahu, laut dan gunung yang ada di satu sisi jembatan, serta tulisan berupa Welcome to Manado. Eh banyak lho yang sengaja turun dari mobil untuk berfoto di jembatan ini.

Nah, itulah kedelapan tempat yang dikunjungi selama Jelajah Gizi Minahasa kemarin. Kegiatannya cukup padat sehingga sudah mengabadikan tempat tersebut dalam kamera menjadi sebuah keberuntungan. Oke sampai jumpa pada Jelajah Gizi dari Sarihusada selanjutnya ya.