Kota Tangerang? Ah deket dari Bogor. Eh ternyata jauh juga ya. Saya baru ingat kalau ternyata sudah lintas provinsi, pantesan jauh.
Itulah kesan pertama saya saat pergi ke Kota Tangerang untuk mengikuti fam trip yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tangerang. Meski masih dalam satu grup yang tergabung dengan kata Jabodetabek, saya tetap penasaran bagaimana sih Kota Tangerang itu. Soalnya saya belum pernah ke sana untuk khusus mengeksplor Tangerang.
Seingat saya, dulu pernah ke Kota Tangerang, tapi hanya tau segelintir saja dengan kota yang terkenal dengan laksanya ini. Tetapi setelah mengikuti fam trip tersebut, saya jadi tau ternyata ada banyak destinasi wisata bertema explore the city yang ditawarkan oleh Kota Tangerang. Jadi kalau nanti main ke Kota Tangerang lagi, jadi tidak mati gaya deh.
Kegiatan Pertama, Belajar Tentang Travel Blogger dan Travel Writer
Dari Bogor saya berangkat bareng dengan Khairulleon, Vlogger Bogor yang tinggal di Kecamatan Tamansari. Kami sama-sama naik kereta langsung menuju Stasiun Duri. Dari Stasiun Duri, kami melanjutkan naik kereta menuju stasiun akhir yaitu Stasiun Tangerang. Jika ditotal, perjalanan menggunakan kereta itu memakan waktu 3 jam. Nah dari stasiun akhir, kami langsung menuju Hotel Kyriad sebagai tempat berlangsungnya acara.
Saat kami sampai di lokasi, ternyata acaranya sudah dimulai dan telah dibuka oleh Ibu Rina Hernaningsih selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi talk show yang menghadirkan mbak Katerina, travel blogger, dan Mas Teguh Sudarisman, travel writer.
Saya sudah mengenal dua orang yang piawai di dunia traveling tersebut karena memang sosoknya sangat berkiprah di bidang traveling. Mas Teguh sendiri adalah seorang trainer yang sering mengadakan workshop mengenai pembuatan video perjalanan melalui smartphone.
Sedangkan mbak Katerina, wah ini sih sudah pasti pada kenal ya, hawong fansnya banyak. Tulisan dan foto hasil bidikan mbak Katerina yang cetar sering menghiasi media cetak maupun media online. Pemilik blog travelerien.com ini mengatakan kalau ingin sukses sebagai travel blogger ya harus konsisten dalam menulis. Konsisten dalam arti, kalau nichenya sudah tentang traveling ya jangan dicampur dengan lainnya. Itu juga yang dikatakan oleh mas Teguh agar konsiten dalam ngeblog jangan dicampur-campur supaya nichenya terjaga dan rapih.
Hayooo lho Ev, blog traveling saya termasuk feed instagram traveling saya sih nichenya terjaga, tapi terus terang saja itu bukan blog utama. Blog utama saya tentang green activity tapi masih campur-campur dengan tulisan iklan dan lomba hehe.
Nah, bagi teman-teman yang merasa tulisannya agak campur tapi tetap ingin masih mempertahankan niche, mbak Katerina memberikan saran agar sebisa mungkin membuat tulisannya mengarah ke niche blognya meski sedang bercerita yang tidak berhubungan dengan niche blog. Contohnya mbak Katerina menuliskan tentang apartemen, tetapi tetap dihubungkan dengan kegiatan traveling yang dilakukan.
Sayangnya saya pikir sesi talk show menyediakan waktu untuk tanya jawab peserta, tetapi ternyata tidak. Akhirnya saya tidak jadi bertanya deh dan mungkin akan bertanya langsung kalau bertemu dengan kedua narasumber tersebut secara pribadi.
Setelah acara talk show selesai, ternyata ada sambutan dan penjelasan selanjutnya dari Ibu Eneng Nurcahyati selaku Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten. Banyak sekali yang Beliau sampaikan, tetapi yang saya ingat Beliau mengajak agar para generasi millenial khususnya warga Banten agar turut serta membantu mengekspose Banten di manapun berada. Nah, kalau sedang berfoto di suatu destinasi wisata, jangan lupa bentangkan kain khas Banten atau pernak-pernik khasnya agar nama Banten ikut terbawa.
Demikian sesi talk show dan pemaparan mengenai Kota Tangerang serta Banten. Setelah itu, para peserta fam trip diajak untuk mengeksplore Pasar Lama untuk menikmati aneka kuliner unike khas Kota Tangerang.
Eksplore Kuliner Kota Tangerang
Seperti kota besar lainnya, Kota Tangerang pun tak luput dari kemacetan terutama saat malam minggu tiba. Wajar saja sih soalnya kan semua orang juga ingin menghibur diri dan menghabiskan waktu di luar setelah penat bekerja dan berusaha di hari kerja. Apalagi destinasi yang kami tuju yaitu Pasar Lama merupakan destinasi menarik karena menyajikan aneka kuliner murah meriah enak dan mengenyangkan.
Saya baru ingat kalau saya pernah ke Pasar Lama, namun saat itu datang saat siang hari sehingga baru tau kalau ada kuliner sepanjang jalan di malam hari. Sayangnya nih mungkin bisa menjadi perbaikan ke depannya, agar kendaraan mobil dan motor tidak diperbolehkan masuk di sepanjang jalan Pasar Lama sehingga para pejalan yang ingin hunting kuliner merasa aman saat eksplore makanan di sana. Terlebih lagi banyaknya kendaraan yang wara-wiri di sepanjang jalan Pasar Lama menghasilkan polusi timbal yang tentu berdampak bagi kesehatan dan kuliner yang disajikan. Semoga nanti ada perbaikan ya.
Oke, saya dan empat orang teman blogger dan media yang masuk dalam satu grup sangat semangat ketika menjelajah di jalan Pasar Lama. Langkah kami terhenti pada sebuah gerobak makan yang menyajikan Roti Cane. Eh penjualnya dari India lho tapi kok fasih sekali berbahasa Indonesia ya?.
Saya langsung memesan Roti Cane dengan telur dan kuah kari kambing. Cara masaknya cukup unik, Ropi Cane dipanggang terlebih dahulu pada sebuah wadah panas seperti membuat martabak. Setelah itu baru deh diberikan toppingnya. Topping yang saya pilih adalah telur dan itu harumnya nikmat banget. Apalagi setelah Roti Cane telur plus kuah kari kambing siap disantap. Ya ampun nikmat banget dan saya suka. Rasa manis, gurih, asin bercampur menjadi satu, asli nagih banget.
Lalu teman saya, mbak Afni penasaran deh dengan Roti Cane yang varian manis. Diapun memesannya dan kami makan bersama. Bagaimana rasanya? Varian manis juga enak dengan taburan keju serta coklat. Hanya saja karena rasanya manis, jadi terasa lebih kenyang ketimbang varian asin pedas seperti topping telur.
Saya rekomendasiin deh Roti Cane sebagai varian yang patut dicoba jika pergi ke Pasar Lama. Harganya terjangkau mulai dari Rp. 10.000-25.000,- saja.
Setelah mencoba Roti Cane, saya dan teman-teman ingin mencoba makanan berkuah. Jadilah kami mencoba Tekwan di sana. Rasanya bagaimana? Sebenarnya tidak terlalu gurih dan tidak terasa ikannya seperti Tekwan di Palembang. Namun asik juga jika ingin dikonsumsi sebagai cemilan karena memang harganya cukup murah. Kalau tidak salah ingat, harganya hanya Rp. 10.000,- saja.
Selain kedua makanan tersebut, teman-teman lainnya juga mencoba anek kuliner seperti Lekker, Bakso, Sate Ayam Teriyaki, Sate Taichan, Cumi Bakar, Empek-Empek, Bubur Kepiting, dan lain-lain.
Banyak tho? Makanya silahkan mengeksplore Kota Tangerang. Setelah puas dan kenyang di Pasar Lama, kami diajak menuju pusat pemerintahan Kota Tangerang karena di sana sedang ada Culinaru Night.
Culinary Night Kota Tangerang
Saat kami tiba di sana, ternyata festival Culinary Night sudah dibuka dengan tarian Ratoh Jaroe yang dibawakan oleh anak-anak perempuan menggemaskan. Latar belakang panggung yang penuh dengan warna-warni lampu sorotan membuat mereka tampil memesona.
Puas menyaksikan tarian tersebut, saya langsung berkeliling melihat apa saja sih yang ada di Culinary Night. Banyak juga lho ternyata penjual makanan yang hadir di Culinary Night. Sayangnya, saya sudah terlanjur kekenyangan di Pasar Lama, jadi hanya jajan mata saja saat berada di Culinary Night.
Selain sajian kuliner, di sekitar tempat festival juga ada spot-spot instagramable untuk berfoto ria. Kalau pengambilan fotonya bagus, jadi seperti berada di luar negeri lho. Tidak hanya berfoto, kalau mau istirahat di sekitar festival juga bisa karena rumput sintetis yang ditanam di sana membuat sejuk pemandangan di sekitar.
Kami tidak terlalu lama berada di sana sebab hari sudah mulai malam dan kami harus melanjutkan fam trip keesokkan harinya di pagi hari sekali. Untuk cerita selanjutnya, saya posting pada tulisan yang kedua ya.
Linda
evventure
Pingback: City Tour Kota Tangerang: Warna-Warni Kampung Bekelir Hingga Kuliner Laksa – evventure
Katerina
evventure
Cory Pramesti
evventure