Untuk menuju Danau Segara Anak yang ada di dalam kaldera Gunung Rinjani, kami harus melalui trek turun berbatu yang cukup terjal dari arah Plawangan Sembalun. Kami berlomba dengan waktu agar terbebas dari trek berbatu sebelum cahaya matahari menghilang. Namun, perjuangan tak berhenti saat itu juga karena kami harus melalui trek naik dan turun yang cukup panjang menyusuri dinding Gunung Rinjani. Akhirnya setelah sekitar lebih dari empat jam lamanya, kami berhasil mencapai surga Gunung Rinjani: Danau Segara Anak.
Bagi teman-teman yang belum membaca kisah sebelumnya, dapat menuju pada link berikut ini:
Petualangan Rinjani: (1) Jakarta-Sembalun
Petualangan Rinjani: (2) Menuju Pos 3
Petualangan Rinjani: (3) Pos 3-Plawangan Sembalun
Petualangan Rinjani: (4) Summit Attact
Indahnya Danau Segara Anak
Pagi hari di luar tenda sudah ramai. Saya membuka mata sambil meluruskan kaki yang terasa sakit akibat summit kemarin pagi. Perut sudah bersahabat setelah sehari sebelumnya terkena maag. Saya memegang dinding tenda bagian dalam yang basah akibat embun. Tak sabar ingin melihat suasana di luar, saya langsung mengenakan sepatu dan membawa smartphone untuk mengabadikan keadaan di sekitar.
Pak Juhaini dan Anin sedang sibuk membuat teh hangat serta sarapan pagi. Saya adalah orang yang pertama mendapatkan teh manis hangat sambil menatap Danau Segara Anak di pagi hari itu. Ka Yiyi, suami saya, datang dari arah belakang tenda dan mengajak saya untuk turun ke arah danau yang sejak tadi terlihat mempesona.
Dari arah tempat kami mendirikan tenda, kami harus melewati sungai kecil terlebih dahulu. Saya ingat, tadi malam hampir saja jatuh ke sungai akibat terpeleset batu. Batu yang ada di sekitar sungai memang berlumut, jadi kalau tidak hati-hati melangkah kita bisa saja jatuh ke dalamnya.
Terlihat ada beberapa orang pendaki dan warga lokal yang memancing di sekitar danau. Ingat ya teman-teman, saat ini kami sedang berada di dalam Kaldera Gunung Rinjani, artinya danau ini berada di dataran tinggi dengan ketinggian 2009 mdpl. Kalau saya lukiskan, ini seperti surganya Gunung Rinjani, damai, tenang dan bersahabat.
Sama seperti Danau Ranu Kumbolo yang ada di Gunung Semeru, di Danau Segara Anak juga terdapat kehidupan. Ikan yang ada di danau segara anak jumlahnya cukup banyak, bahkan beberapa ikan tersebut ada yang mati karena loncat ke daratan. Beberapa kali saya melihat para pendaki yang memancing di danau begitu mudahnya mendapatkan ikan, ada yang besar dan ada juga yang kecil. Hal ini menandakan bahwa Segara Anak cukup bersahabat bagi kehidupan makhluk air meskipun di seberang sana ada Gunung Barujari yang masih tetap mengeluarkan belerang.
O iya, saya mencatat sejarah terbentuknya Danau Segara Anak beserta Gunung Baru Jari dari papan informasi yang terdapat di sekitar danau. Saya jelaskan lebih lanjut ya.
Sejarah Danau Segara Anak dan Gunung Barujari
Danau Segara Anak merupakan sisa dari struktur awal gunung api purba yang meletus pada abad ke 13 dan diyakini sebagai letusan terbesar pada abad itu. berbentuk bulan sabit, permukaannya terletak pada ketinggian 2009 mdpl, luasnya 11.126 ha, dengan kedalaman 160-230 m. Terjadi pendangkalan akibat pengikisan di bagian puncak dan masuknya material letusan tahun 1944, sehingga kedalaman danau menjadi sekitar 200 m. Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2007-2008 menunjukkan kedalaman maksimal danau sekitar 205 m.
Gunung Barujari terletak di bagian timur dari Danau Segara Anak. Terdapat kerucuk gunung baru yang disebut Barujari/Tengah dengan ketinggian 2376 mdpl. Gunung ini muncul setelah letusan Gunung Rinjani dan masih aktif sampai sekarang, sekali-sekali mengepulkan asap dan ketinggiannya makin bertambah sehingga menarik untuk diobservasi.
Kerucut Gunung Rombongan terdapat di sebelah Barat Laut kaki Gunung Barujari dengan ketinggian 2110 mdpl. Munculnya kerucut Gunung Rombongan diawali dengan gempa bumi disertai suara gemuruh pada tanggal 25-30 Desember 1944, disusul hembusan asap tebal dan hujan abu selama 7 hari. Besar letusan setara dengan 273,8 bom atom.
Saat itu saya berpikir, andai saja ada cara agar bisa menyebrangi danau menuju Gunung Barujari. Di seberang sana memang terlihat ada sebuah sampan yang menyebrang ke arah gunung. Tetapi untuk menuju kesana, kita harus berjalan di pinggir kaldera yang jaraknya cukup jauh sehingga memakan waktu. akhirnya, saya mengurungkan niat tersebut dan bergegas untuk merasakan sensasi berendam air panas di objek wisata air panas yang ada di Gunung Rinjani.
Ada Sumber Air Panas di Dekat Danau Segara Anak
Om Wilson dan Kamil baru saja selesai berendam di air panas sambil mandi setelah 3 hari mereka tidak mandi. Sementara itu Bintar dan Eko terlihat sudah berangkat ke air panas sejak pagi. Saya dan Ka Yiyi segera menyusul Bintar dan Eko untuk ikut berendam di air panas yang terletak di belakang tempat kami mendirikan tenda.
Jarak dari tenda ke pemandian air panas tidak terlalu jauh, hanya saja harus jalan di dinding kaldera dengan hati-hati karena jalannya sempit sementara di bawah terdapat jurang meskipun tidak terlalu dalam. Selama perjalanan menuju kea rah pemandian, saya terpaku melihat keindahan alam yang hijau ranum serta menyegarkan. Sejenak saya duduk menatap air terjun yang memiliki suhu panas akibat aliran belerang Gunung Barujari.
Saya dan Ka Yiyi langsung melanjutkan perjalanan ke bawah menuju pemandian yang ada di bawah kami. Terlihat beberapa pendaki baik laki-laki dan perempuan sedang asik merendamkan bahan mereka di air panas. Saya langsung bergegas menuju spot yang enak untuk merendam kaki saat itu. Kak Yiyi sudah bergabung dengan teman-teman lain untuk berendam, sedangkan saya hanya mencelupkan kaki dan tangan di air panas. Saya tidak mau merendam karena khawatir terlalu berat membawa beban akibat adanya pakaian basah.
Rasanya enak sekali ketika merasakan kaki dan tangan dimasukkan ke dalam air panas. Rasa pegal dan lelah seperti hilang seketika, apalagi jika keseluruhan badan dimasukkan ke dalamnya. Perjalanan kami setelah ini cukup berat melewati dinding berbatu menuju Plawangan Senaru. Jadi, kami harus memanfaatkan waktu ini untuk memulihkan tenaga kembali.
Eko sudah memberikan aba-aba. Kami harus kembali ke tenda dan berkemas untuk segera berangkat. Perjalanan kami menuju basecamp Senaru akan sangat panjang memakan waktu hingga 12 jam lamanya. Sebelum berangkat, kami mengabadikan diri bersama pesona Danau Segara Anak yang memanjakan mata. Benar-benar surganya Gunung Rinjani, Danau Segara Anak yang indah serta menentramkan jiwa.
Noorma Fitriana M. Zain
evrinasp
andyhardiyanti
evrinasp
Dian farida
evrinasp
awenfals
evrinasp
Riks
evrinasp
Riks
evrinasp
Surya Hardhiyana
evrinasp
oka nurlaila
evrinasp
Anis Hidayah
evrinasp
inayah
evrinasp
apri ani
evrinasp
Anjar Sundari
evrinasp
arihanda
evrinasp
Alid Abdul
evrinasp
Khoirur Rohmah
evrinasp
adhi maspamuji
evrinasp
DoNurdians
evrinasp
Tan
evventure