Alhamdulillah rasanya senang sekali bisa mendaki lagi di awal tahun ini ke Gunung Sumbing. Rasa syukur untuk bisa memeluk gunung kembali menggebu karena setelah 6 bulan lamanya saya belum bisa menggunung lagi. Petualangan saya dengan teman-teman kali ini berlanjut di sebuah gunung yang ada di Kabupaten Magelang Jawa Tengah yang dulu pernah saya lihat dari puncak Gunung Prau dan juga Merbabu. Gunung Sumbing menjadi penakluk dahaga saya untuk kembali menancapkan adrenalin di tanah dataran tinggi. Seperti apa ya petualangan kali ini? Yuk mari kita lanjutkan ceritanya.
Meeting point kami saat itu adalah Terminal Tidar yang ada di Magelang, Jawa Tengah. Saya berangkat dari Bogor siang hari disusul dengan suami yang berangkat dari Cirebon menuju Magelang dengan menggunakan bis malam. Sementara teman-teman lainnya berangkat dari Jakarta, Yogyakarta, Surabaya hingga Madiun. Ya, kami terpencar namun dipertemukan nanti di Terminal Tidar sebagai meeting point atau mepo.
Pukul 03.00 wib dini hari sekali saya dan suami adalah orang pertama yang tiba di terminal. Karena kepagian, akhirnya kami tidur di bangku-bangku terminal. Ini pengalaman pertama saya tidur di terminal dengan cuaca cukup dingin saat itu. menjelang pagi hari kemudian berdatangan Kamil dari Karawang, Devi dari Madiun dan Mas Jenny, ranger yang akan membawa kami ke basecamp hingga puncak Gunung Sumbing nanti.
Menjelang siang tim Jakarta belum datang karena kendala teknis yang tidak dapat dihindari sementara rombongan dari Yogyakarta juga sudah datang. Akhirnya dengan berat hati kami semua berangkat terlebih dahulu ke basecamp Mangli dengan harapan tim Jakarta dapat tiba secepatnya untuk menyusul kami.
Terminal Tidar ke Basecamp
Magelang memang indah, sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan khas Jawa Tengah. Saat itu kondisi cuaca cukup mendung, saya jadi khawatir saat trekking nanti hujan akan turun. Sebisa mungkin jangan mendaki saat hujan, soalnya ketika kering saja rasanya sudah berat, apalagi kalau hujan.
Mobil yang membawa kami terus menanjak ke atas melewati jalan dengan pemandangan yang indah. Di kanan kiri sesekali terlihat lahan pertanian berupa komoditas hortikultura yang membentang di antara bukit. Para petani memakai pakaian yang lengkap menurut saya, celana panjang dan juga baju panjang. Mungkin karena dingin apalagi kabut sudah mulai turun saat itu.
Tak berapa lama kami sudah memasuki jalan perkampungan yang mulai menyempit pertanda basecamp semakin dekat. Akhirnya kami tiba juga di rumah Bapak Kadus (kepala dusun) yang menjadi basecamp para pendaki via Mangli. Di sana ada dua orang pendaki yang sudah tiba terlebih dahulu dan siap untuk melakukan perjalanan.
Mas jenny dan Bapak Kadus mempersilahkan kami untuk istirahat sambil mempersiapkan diri. Saya dan teman-teman secara bergantian langsung melakukan shalat karena saat itu adzan zhuhur telah tiba. Setelah itu, kami pergi ke warung yang ada di sebelah basecamp untuk mengisi energi dan membungkus beberapa makanan. Kami memesan mie instant yang rasanya sata itu sungguh nikmat karena dikonsumsi di dataran tinggi.
Menjelang pukul 13.00 wib dan setelah semua selesai packing dan mengurus simaksi, kami mulai bersiap untuk berangkat. Namun sebelum itu Bapak Kadus memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai rute ke Gunung Sumbing via Mangli. Asiknya rute Mangli ini adalah kita tidak perlu membawa beban air terlalu banyak karena sampai pos 3 nanti akan ada sungai dan sumber mata air. Ini tentu memudahkan para pendaki karena air merupakan sarana yang vital namun berat untuk dibawa.
Mulai Mendaki Gunung Sumbing: Dari Basecamp ke Pos 1
Setelah semuanya siap kami mulai langsung mengangkat carrier masing-masing untuk dibawa mendaki. Tim Jakarta saat itu masih belum tiba juga, kami berharap semoga mereka bisa segera menyusul karena cuaca sedang tidak mendukung saat itu.
Ada dua pilihan untuk menuju Pos 1 Kongsen yaitu jalan kaki atau naik ojeg dari basecamp ke pos 1. Jika memilih untuk jalan kaki, maka harus terus jalan ke atas sejauh 269 meter menuju pos 1 dengan perkiraan 1 jam perjalanan tanpa istirahat. Basecamp Mangli berada di ketinggian 1486 mdpl, sementara Pos 1 berada di ketinggian 1755 mdpl. Karena mempertimbangkan efisiensi waktu mengingat kami baru mulai mendaki pukul 13.00 wib, akhirnya kami semua memutuskan untuk naik ojeg menuju pos 1.
Hati-hati ya kalau naik ojeg ke pos 1 karena jalanannya benar-benar menanjak ke atas dan berbatu. Pemandangannya memang indah, tetapi jalanannya cukup mengerikan bagi saya. Jika bapak ojegnya terlihat tidak sanggup membawa ke atas, lebih baik turun saja hingga menemukan jalan yang lebih bersahabat.
Syukurlah setelah agak merasa ngeri, kami semua tiba juga di pos 1 Kongsen.
Dimana Pos 2 Gunung Sumbing?
Pos 2 Siruwet berada di ketinggian 2227 mdpl, itu artinya kami harus berjalan terus ke atas sejauh 472 mdp. Terlihat pendek jika datar, tetapi jauh jika jalannya terus ke atas. Apalagi Bapak Kadus mengatakan kalau trek terpanjang dan cukup melelahkan itu dari pos 1 menuju pos 2, jadi kami sudah pasrah dengan keadaan lalu dijalankan saja.
Setelah berfoto dan berdoa bersama, kami mulai melakukan pendakian. Pos 1 berupa hutan pinus yang rimbun dan juga lembab karena kabut sudah mulai turun ditambah dengan rintikan hujan. Beberapa kali kami istirahat sebab tubuh belum melakukan aklimatisasi dengan baik.
Selepas melewati hutan pinus, kami menemukan trek yang cukup rapih berupa undakan tangga menuju ke atas. Meskipun terlihat aman, tetap hati-hati yak arena jalanan yang terkena hujan saat itu cukup licin.
Tiba di tengah perjalanan berupa hutan dan semak, kami semua beristirahat. Sepertinya kami berada di tengah-tengah menuju pos 2. Asiknya di sini ada sinyal internet yang cukup full, saya sampai bisa update status di media sosial terlibih dahulu. Begitu juga dengan teman-teman, mereka masing-masing bermain dengan gadgetnya untuk sekedar mengabarkan kalau kami sedang ada di gunung. Cara ini perlu dilakukan sebagai mood booster untuk terus semangat mendaki. Akhirnya setelah diwarning dengan hujan yang turun rintik, kami melanjutkan perjalanan kembali.
“Pos 2 masih jauh ya?”, “ada dimana di mana sih pos 2?” itu adalah beberapa pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban karena kami masing-masing tau jika pos 2 masih jauh. Namun ternyata setelah berbelok melewati semak tak jauh dari tempat kami berisitirahat tadi, pos 2 sudah terlihat. Rasanya menakjubkan seperti mendapatkan durian runtuh karena kami pikir pos 2 masih jauhhhh sekali.
Di pos 2 Siruwet yang berada pada ketinggian 2227 mdpl terdapat area untuk camping. Pada area ini terdapat sungai sebagai sumber air untuk para pendaki. Sayangnya setelah mengabadikan diri di sini, kami langsung melanjutkan perjalanan mengingat saat itu sudah sore sekitar pukul 15.00 wib. Bahaya sekali jika melakukan trekking di malam hari pada saat kondisi hujan.
Badai di Pos 3 Gunung Sumbing
Setelah melewati jembatan kecil, kami langsung melanjutkan perjalanan untuk melalui 420 mdpl menuju pos 3 di Ratan Butuh. Kami sadar, trek kali ini akan lebih berat dibandingkan trek ke pos 2. Saya pribadi tidak terlalu ingat bagaimana trek pos 3 karena saat itu hujan sudah mulai turun cukup lebat, kabut juga sudah menebal dan matahari mulai tenggelam.
Ada sebagian yang saya ingat yaitu ketika melewati jalan air yang cukup licin kemudian jalan di punggungan yang berkelok seperti trek di Petualangan Merbabu. Bedanya trek menuju pos 3 ini licin akibat hujan dan berkabut. Dan semakin kami menuju ke atas, terpaan angina sangat kencang sehingga membuat saya beberapa kali membungkukan badan karena takut tersenggol angin.
Sayup-sayup di belakang terdengar Mas Jenny yang sudah menyusul kami, padahal tadi sampai pukul 15.00 wib di pos 2 Mas Jenny masih belum kelihatan karena dia menyusul Tim Jakarta yang telat sampai ke basecamp. Luar biasa staminanya mas Jenny, kami sampai geleng-geleng.
Tak lama menjelang pukul 18.00 wib, kami sudah sampai di punggungan pos 3. Teman-teman sudah lebih dulu tiba di pos 3 dan sepertinya sedang mendrikan tenda, sementara saya dan pak suami masih harus berjuang menuju ke sana padahal cuaca sata itu hujan badai.
Dengan sisa tenaga dan memang harus terus berjuang, Akhirnya kami tiba juga di pos 3 yang sangat sempit untuk mendirikan tenda. Saat itu saya dan pak suami kebagian lahan yang miring, namun karena tidak ada space lagi akhirnya kami langsung mendirikan tenda saja di tengah hujan badai.
Setelah tenda berdiri, kami langsung masuk ke dalam dan berganti pakaian. Luar biasa saat itu, ini pengalaman saya merasakan hujan badai di atas gunung. Kalau hanya badai angin saja memang sudah pernah, tetapi ini ditambah hujan, hasilnya kami semua meringkuk kedinginan di dalam sleeping bag. Saat itu saya berharap semoga badai segera berlalu meskipun pada kenyataannya hingga pukul 03.00 wib keesokan harinya hujan badai masih berlangsung.
Alhamdulillah menjelang pukul 05.30 wib selepas melaksanakan shalat shubuh, saya membuka tenda. Di luar sana mulai terlihat hamparan pemandangan yang indah. Sesekali terlihat Gunung Merbabu yang berdiri tegak di hadapan.
Sayapun keluar dari tenda dan kemudian menyadari bahwa kami berkemah di punggungan Gunung Sumbing. Pantas saja jika tadi malam seperti terkena badai, itu karena posisi tenda berada di atara dua punggungan tepat di tengah-tengah lembah. Namun saya bersyukur bisa melewati malam itu dengan baik meskipun kedinginan.
Oke teman-teman, cerita part 1 Gunung Sumbing sampai di sini dulu, kita akan berlanjut ke postingan selanjutnya ketika melakukan summit attack.
To be continued……
Keterangan:
- Untuk mendaki Gunung Sumbing saat musim hujan via Mangli sebaiknya dilakukan pagi hari untuk menghindari badai
- Pos 3 tidak terlalu luas untuk mendirikan banyak tenda, jadi estimasikan waktu sebaik-baiknya
- Hingga pos 3 masih tersedia sumber air
- Dari Terminal Tidar ke Base camp Mangli bisa menyewa kendaraan berupa mobil atau mau membawa kendaraan sendiri juga bisa (untuk menyewa kendaraan bisa kontak ke Mas Jenny (nanti saya tanyakan dulu bisa dipublish di sini tidak kontaknya))
- Biaya ojeg dari base camp ke pos 1 Rp. 15.000,-
Hastira
evventure
Ria Bilqis
evventure
Johanes Anggoro
evventure
awen fals
evventure
Pingback: Pendakian Gunung Sumbing (2): Pos 3-Summit Attack
Franky
evventure
wisnutri
evventure
ikrom
evventure
Masirwin
evventure
Fanny F Nila
evventure
Dolan yok
evventure
dani
evventure
dani
Afif
evventure
Jojo
evventure
Fariz
evventure
iowa journalist
evventure